Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Danamon mengaku, saat ini tengah kebanjiran dana pihak ketiga. Untuk itu, bank yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh Temasek ini, berniat mengurangi agresifitasnya menarik dana mahal melalui deposito dengan menurunkan bunga.
Di kuartal dua tahun 2010 ini, pertumbuhan DPK Danamon masih flat. Namun, berapa angka persisnya, Danamon masih belum mau mengungkapkan mengingat laporan keuangan kuartal dua belum tuntas diaudit. "Kuartal dua kemarin pertumbuhan dana kami flat. Kami memang mau menurunkan deposito karena likuiditas kami masih melimpah," ujar Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim di Jakarta, Kamis (5/8).
Vera mengungkapkan, saat ini Danamon bahkan masih memiliki dana mengangggur senilai Rp 4 triliun hasil dari gelaran rights issue tahun lalu, dan sama sekali belum termanfaatkan untuk kredit. "Tahun lalu kan penyaluran kredit kami minus, lalu di kuartal satu 2010 penyaluran kredit masih lambat. Makanya, likuiditas kami masih banyak yang belum terpakai dan membuat (pertumbuhan) DPK kami turun (karena agresifitas penarikan dana dikurangi)," jelasnya.
Agresifitas menarik dana masyarakat ini juga menjadi bagian dari upaya Danamon untuk menjaga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) agar tetap di kisaran 85%. "Kami akan jaga di kisaran itu," katanya.
Dengan LDR sebesar itu, Danamon merasa cukup siap mengikuti kebijakan baru Bank Indonesia yang ingin membanderol Giro Wajib Minimum berdasarkan rasio LDR ideal di kisaran 75% sampai 95%.
Meski demikian, ujar Vera, Danamon masih menunggu finalisasi kebijakan bank sentral tersebut. "Apakah memasukkan obligasi sebagai bagian dari LDR atau hanya menghitung DPK (giro, tabungan, deposito) saja," katanya. Pasalnya, jika obligasi juga dihitung, LDR Danamon bisa melesat ke angka 100%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News