kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Dapen diminta hati-hati beli obligasi swasta


Senin, 03 Agustus 2015 / 17:52 WIB
Dapen diminta hati-hati beli obligasi swasta


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) membatasi pembelian obligasi swasta. Jika sebelumnya pelaku dana pensiun (Dapen) terbuka untuk membeli obligasi swasta, kini Dapen pikir-pikir lagi dalam membeli obligasi yang diterbitkan swasta.

Mudjiharno Sudjono, Ketua Umum ADPI sekaligus Direktur Utama Dapen BRI mengatakan, upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menurunkan peringkat obligasi korporasi dari peringkat single A menjadi BB membuat obligasi swasta di mata pelaku Dapen menjadi kurang menarik. Sekalipun bunga kupon obligasi yang ditawarkan tinggi.

"Kami telah imbau anggota Dapen untuk berhati-hati dalam kondisi saat ini membeli obligasi swasta. Jangan sampai bunga tinggi justru nanti membuat pihak swasta kesulitan membayar," ujar Mudjiharno, Senin (3/8).

Sebaliknya, ADPI mengimbau anggotanya untuk membeli obligasi BUMN atau anak usaha BUMN yang dirasa lebih aman dan kemungkinan gagal bayarnya kecil. Sekalipun kupon atau bunga yang ditawarkan lebih kecil dibandingkan obligasi swasta, namun dirasa lebih aman ketimbang sekedar mengejar kupon dengan bunga tinggi.

Bahkan ADPI juga meminta Dapen berhat-hati dalam mengoleksi obligasi dari beberapa sektor. Seperti pelayaran, batubara, plastik, gas, pertambangan, kimia dan alat komunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×