Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) membatasi pembelian obligasi swasta. Jika sebelumnya pelaku dana pensiun (Dapen) terbuka untuk membeli obligasi swasta, kini Dapen pikir-pikir lagi dalam membeli obligasi yang diterbitkan swasta.
Mudjiharno Sudjono, Ketua Umum ADPI sekaligus Direktur Utama Dapen BRI mengatakan, upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menurunkan peringkat obligasi korporasi dari peringkat single A menjadi BB membuat obligasi swasta di mata pelaku Dapen menjadi kurang menarik. Sekalipun bunga kupon obligasi yang ditawarkan tinggi.
"Kami telah imbau anggota Dapen untuk berhati-hati dalam kondisi saat ini membeli obligasi swasta. Jangan sampai bunga tinggi justru nanti membuat pihak swasta kesulitan membayar," ujar Mudjiharno, Senin (3/8).
Sebaliknya, ADPI mengimbau anggotanya untuk membeli obligasi BUMN atau anak usaha BUMN yang dirasa lebih aman dan kemungkinan gagal bayarnya kecil. Sekalipun kupon atau bunga yang ditawarkan lebih kecil dibandingkan obligasi swasta, namun dirasa lebih aman ketimbang sekedar mengejar kupon dengan bunga tinggi.
Bahkan ADPI juga meminta Dapen berhat-hati dalam mengoleksi obligasi dari beberapa sektor. Seperti pelayaran, batubara, plastik, gas, pertambangan, kimia dan alat komunikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News