kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.299   40,00   0,26%
  • IDX 7.897   68,28   0,87%
  • KOMPAS100 1.205   9,55   0,80%
  • LQ45 979   8,95   0,92%
  • ISSI 228   0,30   0,13%
  • IDX30 499   4,36   0,88%
  • IDXHIDIV20 603   5,71   0,96%
  • IDX80 137   1,04   0,77%
  • IDXV30 140   0,01   0,01%
  • IDXQ30 167   1,40   0,85%

Dapen BCA: Investasi SBRI Menyumbang 7,26% dari Total Nilai Investasi Per Juni 2024


Jumat, 09 Agustus 2024 / 17:47 WIB
Dapen BCA: Investasi SBRI Menyumbang 7,26% dari Total Nilai Investasi Per Juni 2024
ILUSTRASI. Dana Pensiun BCA bilang saat ini SRBI menyumbang porsi sebesar 7,26% dari total nilai investasi per Juni 2024.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun BCA (DPBCA) mengungkapkan bahwa saat ini Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) menyumbang porsi sebesar 7,26% atau Rp 420 miliar dari total nilai investasi per Juni 2024. 

Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno, melaporkan bahwa total nilai investasi mencapai Rp5,81 triliun per Juni 2024.

“SBRI menyumbang porsi sebesar 7,26% dari total nilai investasi per Juni 2024. Jumlah ini terbesar, setelah instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) dan Tanah,” kata Budi kepada Kontan.co.id, Jumat (9/8). 

Baca Juga: Dapen Mandiri Sebut SBN Mendominasi Portofolio Investasi di Semester I-2024

Budi mengatakan, saat ini investasi di SRBI dapat memberikan imbal hasil yang lebih besar dari Deposito dan SBN jangka waktu 1 -5 tahun. Sehingga menurut dia, instrumen investasi SBRI cukup menarik dan aman karena diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). 

Selain itu, dia menuturkan bahwa risiko gagal bayar pada instrumen investasi SBRI  sangat rendah, karena diterbitkan langsung oleh BI. Sehingga menjadikannya pilihan investasi yang aman. Menurutnya, instrumen ini juga menawarkan imbal hasil tetap, yang dapat memberikan pendapatan yang stabil dan dapat diprediksi.

“Dengan begitu, juga menjadi pilihan yang aman untuk investasi jangka panjang,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, Budi bilang, dengan berinvestasi di SRBI, pihaknya dapat mendiversifikasi portofolio, yang membantu mengurangi risiko keseluruhan dari portofolio investasi. Ini memberikan perlindungan terhadap volatilitas pasar di instrumen lain seperti saham. 

Kendati begitu, Budi mengatakan bahwa SBRI juga masih memiliki sejumlah kekurangan, seperti perubahan suku bunga. Dia menjelaskan bahwa SRBI bisa dipengaruhi oleh perubahan suku bunga, di mana jika suku bunga naik, maka nilai pasar dari sekuritas ini bisa turun, meskipun risiko gagal bayar tetap rendah. Hal ini bisa menjadi tantangan bila memerlukan likuiditas.

Sementara itu, Budi menyebutkan SBN menyumbang porsi terbesar yaitu 36,45% dari total nilai investasi per Juni 2024. Kemudian, alokasi investasi terbesar berikutnya adalah tanah dan bangunan dengan porsi 15,99%. 

Penempatan pada penyertaan langsung sebesar 13,93%, deposito 13,43%, Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) 7,26%, obligasi 6,61%, serta saham dan reksadana sebesar 6,33%.

Investasi Saham Mengalami Penurunan Per Juni 2024

Budi juga menyampaikan bahwa penempatan investasi di saham cenderung mengalami penurunan per Juni 2024. Hal ini disebabkan oleh volatilitas yang lebih tinggi dari saham dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti obligasi.

"Jika pasar saham diperkirakan akan mengalami volatilitas tinggi atau penurunan, dana pensiun cenderung mengurangi eksposur mereka ke saham untuk mengurangi risiko tersebut. Dalam situasi pasar yang tidak pasti, fokus utama adalah pelestarian modal," tambah Budi.

Dengan mengurangi alokasi ke saham dan beralih ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti SBN atau obligasi, dana pensiun dapat lebih efektif dalam melindungi nilai portofolio mereka.

Baca Juga: Aset Dana Pensiun BTN Tumbuh 8,36% pada Semester I-2024

Selanjutnya: Pelemahan Daya Beli Masyarakat Bisa Pengaruhi Kinerja Penjualan Eceran

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Minyak Murah Periode 8-14 Agustus 2024, Ada Bimoli hingga Fortune

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×