Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Dana Pensiun (Dapen) Pertamina bakal mengalihkan keranjang investasinya dari obligasi swasta menjadi obligasi pemerintah. Rencananya, dalam tiga bulan ini Dapen Pertamina akan menjual seluruh kepemilikan obligasinya yang berasal dari swasta.
Helmi Kamal Lubis, Direktur Utama Dapen Pertamina menyebut, pihaknya akan menjual seluruh kepemilikan obligasi swasta berikut juga medium term notes (MTN) yang dikoleksi perusahaan. Tanpa menyebut porsi obligasi swasta, Helmi menyebut obligasi Astra, obligasi Telkom akan diganti seluruhnya dengan obligasi pemerintah.
"Porsinya (obligasi swasta) kecil. Ke depan kami tidak akan ambil risiko dengan membeli obligasi swasta karena buat Dapen berisiko. Obligasi swasta tidak likuid dan susah untuk dijual. Sementara pensiunan saatnya pensiun butuh uang. Tidak peduli dalam kondisi pasar modal seperti apa," tandas Helmi, Kamis (13/8).
Sebagai gantinya, Dapen Pertamina memilih untuk membeli produk derivatif Indonesia Government Bond Futures (IGBF) dalam rangka pengembangan Pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang menjadi bagian dari relaksasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk stimulus perekonomian dalam negeri.
Helmi menghitung kupon yang yang diberikan obligasi derivatif sebesar 14%. Besar kupon tersebut dianggap sudah cukup untuk Dapen Pertamina mendapatkan selisih cost.
Selama ini, kata Helmi, Dapen mengincar kupon berkisar antara 10% agar tertutup costnya. Sementara obligasi negara kuponnya berkisar antara 7%. Sisanya untuk menutupi selisih cost kupon, Dapen Pertamina memilih obligasi negara dalam dollar dengan kupon sebesar 4%.
Pada tahun 2014, komposisi portofolio investasi Dapen Pertamina mayoritas ditempatkan pada saham. Total dana kelolaan Dapen Pertamina sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 9,82 triliun.
Sementara penempatan portofolio keranjang investasi diantaranya: saham sebesar 29,55% lalu obligasi negara sebesar 29,16%. Disusul obligasi 20,12%, tanah dan bangunan sebesar 11,9%.
Kemudian, deposito berjangka sebesar 3,86% dan penempatan langsung pada saham sebesar 3,34%. Kemudian deposito on call sebanyak 1,33%. Terakhir, reksadana dan sukuk masing-masing dibawah 0,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News