Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perorangan di perbankan terus menunjukkan tren perlambatan. Data dari Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perorangan sebesar 6,5% per Mei 2024, menurun dari pertumbuhan 9,5% pada Mei 2023.
Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengatakan bahwa tingkat inflasi Indonesia, yang berada di angka 2,84% pada Mei 2024, merupakan yang terendah di dunia.
Sejalan dengan itu, pengamat perbankan Trioksa Siahaan menilai perlambatan tersebut disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya membaik. Meskipun tingkat inflasi rendah, hal ini belum mampu mendorong pertumbuhan kredit perorangan secara signifikan.
"Ada tekanan dari tren kenaikan bunga dan daya beli masyarakat yang belum membaik sehingga walaupun inflasi dijaga rendah, tidak serta merta mendorong pertumbuhan kredit perorangan," ungkap Trioksa kepada KONTAN, Senin (24/6).
Baca Juga: Siasat Bank Syariah Mencuil Peluang KPR Syariah di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi
Sejumlah bankir juga membenarkan adanya perlambatan pada kredit ritel perorangan mereka.
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, Lani Darmawan, mengakui kondisi yang terjadi saat ini. Akibatnya, pertumbuhan kredit ritel CIMB Niaga menjadi lebih kecil, hanya tumbuh sekitar 6,5% pada pertengahan Kuartal II-2024.
"Betul. Kami mengalami perlambatan di kredit ritel terutama dari KPR yang tumbuhnya relatif lebih kecil di bawah 5%, sehingga menarik ke bawah pertumbuhan kredit ritel," ungkap Lani kepada KONTAN.
Lebih lanjut, Lani menyebut segmen kredit perorangan pada Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Auto lewat CIMB Niaga Finance (CNAF) masih tetap baik dengan pertumbuhan di atas 15%. Sedangkan segmen Usaha Kredit Mikro (UKM) masih tetap baik dengan pertumbuhan di kisaran 9,5%.
Tahun ini, CIMB Niaga mengupayakan percepatan pertumbuhan kredit ritel perorangan dapat tumbuh di atas 8% sampai akhir tahun 2024.
Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hera F. Haryn, mengatakan segmen kredit perorangan masih tumbuh baik terutama didorong oleh kredit konsumer.
Baca Juga: Anak Muda di Pusara Kredit Macet Fintech
Hera merinci bahwa segmen pinjaman konsumer khusus perorangan atau personal loan sebagian besar berasal dari segmen kartu kredit serta Paylater.
"Khusus untuk Paylater BCA, sejak diluncurkan pada Oktober tahun lalu, kami melihat animo yang tinggi dari masyarakat, terlihat dari transaksi yang trennya positif," ungkap Hera.
Per April 2024, pengguna layanan Paylater BCA hampir mencapai 100.000 nasabah. Jumlah ini tumbuh 87% dibandingkan posisi per Desember 2023. Adapun secara outstanding, penyaluran Paylater telah mencapai Rp 202 miliar per April 2024, tumbuh 76% dibandingkan posisi Desember 2023.
Tahun ini, BCA menargetkan pertumbuhan total kredit BCA di kisaran 9%-10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News