CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Siasat Bank Syariah Mencuil Peluang KPR Syariah di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi


Rabu, 19 Juni 2024 / 19:59 WIB
Siasat Bank Syariah Mencuil Peluang KPR Syariah di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi
ILUSTRASI. Bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) secara syariah mendapatkan berkah tersendiri.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren suku bunga acuan yang tinggi, bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) secara syariah mendapatkan berkah tersendiri. 

Hal ini dikarenakan KPR syariah menggunakan akad murabahah yang membuat angsuran bersifat tetap sepanjang masa KPR, berbeda dengan bank konvensional yang memberikan KPR dengan bunga pemanis tetap dalam satu hingga tiga tahun pertama dan kemudian mengikuti pergerakan suku bunga acuan.

Pertumbuhan KPR Syariah

BCA Syariah, misalnya, mencatatkan pertumbuhan pembiayaan KPR iB sebesar 110% hingga Mei 2024, atau mencapai Rp 915 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan bahwa di tengah ketidakstabilan ekonomi serta tren suku bunga tinggi, pembiayaan rumah secara syariah atau KPR iB menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat yang menginginkan kepastian dan kemudahan pembayaran cicilan hingga akhir pembiayaan. 

"Kami pun optimis KPR iB masih berpotensi untuk tumbuh seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap keunggulan produk pembiayaan di Bank syariah," kata Pranata kepada kontan.co.id, Rabu (19/6).

Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan KPR Syariah di tahun ini, BCA Syariah akan memperkuat sinergi pemasaran dengan grup BCA dan memperluas kerja sama skema pembiayaan dengan developer yang kredibel.

BSI Griya Tumbuh Positif

Pembiayaan rumah di PT Bank Syariah Indonesia (BSI) juga terus mengalami pertumbuhan positif. Hingga April 2024, pembiayaan BSI Griya mencapai Rp 53,4 triliun, tumbuh 8,36% secara year-on-year (yoy). 

Senior Vice President Consumer Business BSI Praka Agung menyebut, BSI Griya memiliki keunikan dari sisi kepastian angsuran hingga jangka waktu pembiayaan berakhir, sehingga nasabah tetap nyaman mengatur arus kas (cashflow) dengan baik. Selain itu, jangka waktu pembiayaan BSI Griya bisa mencapai 30 tahun.

"Terutama untuk anak-anak muda, BSI Griya dapat dijadikan pilihan pembiayaan rumah yang menarik dari skema pembiayaan, angsuran tetap, serta jangka waktu yang panjang. Hal inilah yang menjadikan BSI Griya resilience dan bertahan di tengah dinamika suku bunga yang fluktuatif," ungkap Praka.

Praka menuturkan, pembiayaan BSI Griya cukup beragam, namun masih didominasi pembelian rumah pada kisaran Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar, tersebar di kota-kota potensial seperti Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar. 

Tahun ini, perseroan terus menggenjot pembiayaan rumah, terutama untuk anak-anak muda yang secara finansial sudah mapan dan belum memiliki rumah pertama. 

Hal ini dilakukan untuk optimalisasi pembiayaan yang diperoleh dan juga mengedukasi anak-anak muda untuk mulai berinvestasi.

Strategi yang BSI lakukan untuk mendorong penyerapan pembiayaan BSI Griya antara lain melalui edukasi pembiayaan syariah, memberikan berbagai kemudahan untuk nasabah yang sudah payroll di BSI dengan adanya program khusus bagi nasabah payroll yang mengajukan pembiayaan BSI Griya. Selain itu, BSI telah bekerja sama dengan lebih dari 1500 developer di seluruh Indonesia.

CIMB Niaga Syariah

Direktur Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyampaikan bahwa pembiayaan KPR Syariah di CIMB Niaga Syariah per April 2024 mengalami pertumbuhan mencapai Rp 26 triliun. 

Kendati tidak dibeberkan lebih detail berapa kenaikannya, Pandji menyebut produk KPR masih sangat diminati oleh nasabah di tengah tren kenaikan inflasi dan suku bunga yang tinggi. 

Hal ini karena pembiayaan KPR masih menjadi pilihan utama bagi nasabah dalam membeli rumah di tengah backlog kebutuhan perumahan yang masih sangat besar.

Jenis KPR Syariah yang Diminati

Lebih lanjut, Pandji membeberkan bahwa jenis KPR syariah yang masih diminati nasabah adalah KPR Syariah Primary untuk pembelian rumah baru dari developer, KPR Syariah Secondary untuk pembelian rumah second dari agen properti atau penjual perorangan, dan KPR Syariah Multiguna atau Refinancing, yaitu menjaminkan rumah untuk mendapatkan dana untuk keperluan konsumtif.

Hingga akhir tahun, UUS CIMB Niaga menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan KPR hingga Rp 7 triliun. Dalam rangka mendorong pertumbuhan bisnis konsumer ini, perusahaan berupaya menciptakan produk pembiayaan KPR syariah yang memiliki nilai tambah yang setara atau bahkan lebih bagus dibanding produk konvensional.

Pandangan Peneliti

Chandra Bagus Sulistyo, Peneliti lembaga Ekonomi (Perbankan), Sosial, dan Ekosistem Digital (ESED) serta Praktisi Perbankan BUMN menilai, di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi, KPR syariah akan tetap prospektif bagi calon debitur maupun debitur yang ada. 

Selain itu, di tengah tren inflasi, produk KPR syariah juga disebut Chandra masih diminati karena kebutuhan orang akan kepemilikan rumah masih cukup besar. 

Sekarang banyak pengembang membuat cluster-cluster perumahan baru, jadi pasarnya masih terbuka, dan pemenuhan rumahnya juga masih sangat banyak.

Menurutnya, KPR yang masih diminati untuk saat ini adalah cluster-cluster perumahan karena KPR itu jangka panjang, sehingga angsuran perbulannya masih bisa terjangkau. 

"Di samping itu, dalam mengoptimalkan pembiayaan KPR, bank syariah juga harus memperbanyak kolaborasi dengan developer-developer besar untuk bisa menggaet potensi yang masih sangat besar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×