kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DBS Indonesia luncurkan Working Capital Advisory


Selasa, 02 September 2014 / 13:53 WIB
DBS Indonesia luncurkan Working Capital Advisory
ILUSTRASI. Sekitar 20.000 ton daging kerbau beku impor akan segera masuk untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank DBS Indonesia hari ini meluncurkan program "Working Capital Advisory". Program ini merupakan program konsultasi bagi nasabah korporasi guna mengurangi biaya jasa perbankan secara keseluruhan dengan signifikan.

Menurut Iwan Rusli, Head of Cash Management Bank DBS Indonesia, selama ini banyak pengusaha yang mengalami kesulitan dimana arus kas sering terperangkap dalam siklus perputaran modal kerja. "Arus pemasokan barang dan rantai distribusi barang adalah permasalahan yang kompleks dalam beberapa dekade terakhir dan memangkas modal kerja perusahaan," kata Iwan di Jakarta, Selasa (2/9).

Iwan menambahkan bahwa kesulitan tersebut dialami baik oleh nasabah korporasi multinasional berskala besar atau usaha kecil dan menengah (UKM) milik keluarga. "Dengan program konsultasi yang ditawarkan kami dalam produk ini, pengusaha yang jadi nasabah kami akan mampu mengurangi biaya jasa perbankan sebab jumlah pinjaman yang diperlukan dari bank bisa ditekan," ujar Iwan.

Dalam program Working Capital Advisory, Bank DBS Indonesia mampu memberikan analisis perbandingan (benchmarking) dengan industri serta memberikan diagnosa kepada perusahaan. Sehingga nasabah korporasi maupun UKM mampu menganalisis rantai pemasokan barang dan keuangan.

"Selanjutnya, nasabah bisa mengidentifikasi dana yang terperangkap dan membuat arus dana (cash flow) lebih lancar secara signifikan. Pada akhirnya laba usaha si nasabah bisa meningkat makin kompetitif," pungkas Iwan.

Layanan transaksional perbankan di Bank DBS Indonesia menjadi salah satu prioritas terbesar dari bisnis penyaluran kredit sejak 2010. Di semester I 2014, layanan cash management dan trade finance telah memberikan kontribusi 33% dari total pendapatan Bank DBS Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×