kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dekati Target Konsensus, Bank BTN (BBTN) Raup Laba Rp 2,79 Triliun Hingga November


Rabu, 14 Desember 2022 / 12:17 WIB
Dekati Target Konsensus, Bank BTN (BBTN) Raup Laba Rp 2,79 Triliun Hingga November
ILUSTRASI. Karyawan melakukan aktivitas di Smart Table yang merupakan layanan digital milik Bank BTN, di Jakarta, Kamis (6/2). Dekati Target Konsensus, Bank BTN (BBTN) Raup Laba Rp 2,79 Triliun Hingga November.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus melanjutkan pertumbuhan kinerja. Hingga November 2022, bank pelat merah ini sudah mengantongi laba bersih Rp 2,79 triliun. 

Capain laba selama sebelas bulan pertama ini sudah meningkat 41,51% dari total net profit perseroan sepanjang 2021. Raihan tersebut sudah mendekati proyeksi konsensus tahun 2022 yang menargetkan laba bank berkode saham BBTN ini mencapai Rp 2,89 triliun.

Sementara manajemen Bank BTN optimistis laba bersih hingga akhir tahun ini bisa menembus angka Rp 3 triliun atau melebihi estimasi konsensus.

Kinerja moncer ini ditopang oleh perbaikan struktur biaya dana dengan peningkatan signifikan pada produk giro. 

Baca Juga: BTN Catat Pertumbuhan Sales Volume Tansaksi QRIS Lebih dari 300% per November 2022

Mengutip laporan keuangan bulanan November 2022, Rabu (14/12), BTN mencatatkan produk tabungan dan giro (current account saving account/CASA) Rp 153,74 triliun atau tumbuh 25,9% dari akhir 2021.

Dana murah ini didominasi oleh produk giro yang menembus Rp 115,49 triliun, meningkat 57,4% dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp73,38 triliun. Di sisi lain, deposito yang tergolong dana mahal turun 5,36% menjadi Rp 168,1 triliun dibandingkan sebelumnya yang tercatat Rp 177,6 triliun. 

Secara keseluruhan, Dana Pihak Ketiga (DPK) dari Bank spesialis pembiayaan perumahan ini meningkat 7,38% menjadi Rp 321,83 triliun. Perbaikan struktur DPK tersebut berhasil menurunkan beban bunga sebesar 19%, dari Rp 11,72 triliun pada November 2021 menjadi Rp 9,48 pada November 2022.

Sementara itu, pendapatan bunga BTN terus meningkat sebesar 3,87% menjadi Rp 23,33 triliun pada akhir November 2022. Hal ini ditopang oleh peningkatan kredit dan pembiayaan syariah sebesar 8,09% menjadi Rp 295,58 triliun pada akhir November 2022. 

Baca Juga: Asing Melego Saham-saham Big Caps Ini, Simak Rekomendasinya

Secara keseluruhan pendapatan bunga bersih (NII) BTN melesat 28,84% menjadi Rp 13,84 triliun. Adapun pendapatan Komisi/provisi/fee dan administrasi sebesar Rp 1,1 triliun, melesat 13,7% dibandingkan setahun sebelumnya. 

Sebagai informasi, BTN saat ini masih dalam proses rights issue dengan target dana Rp 4,13 triliun, termasuk penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2,48 triliun. Terkait dengan PMN tersebut, Presiden Joko Widodo telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48/2022 tentang PMN kepada BTN, beberapa hari lalu. 

 

"Untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha BTN dalam rangka mendukung pencapaian target pemerintah di bidang perumahan melalui penerbitan saham baru guna mempertahankan komposisi kepemilikan saham negara,"  tulis salah satu pertimbangan PP tersebut.

Sunarsip, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), mengatakan Right issue penting bagi BTN untuk memperkuat permodalannya, sekaligus untuk meningkatkan komposisi sumber dana murah BTN bagi penyediaan KPR yang terjangkau, terutama yang bersubsidi.

Menurutnya, rasio kecukupan modal (CAR) BTN saat ini yang berada pada level 13% membatasi ruang gerak BTN terutama dalam memperkuat bisnis KPR komersial agar seimbang dengan KPR bersubsidi.

“BTN setidaknya membutuhkan CAR tier-1 sebesar 18%-20%. Dengan CAR tier-1 sebesar 18%-20% maka gerak BTN menjadi lebih leluasa dalam mengatur dan menyimbangkan antara upaya BTN memenuhi target perumahan KPR bersubsidi dengan pengembangan KPR Komersialnya,” ujar Sunarsip.

Ia menambahkan CAR tier-1 BTN akan naik menjadi 19%-20% pasca rights issue Rp 4,13 triliun selesai.

Baca Juga: BTN Sudah Salurkan KPR Hampir Rp 400 Triliun Kepada 5 Juta Keluarga di Indonesia

Menurutnya, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi BTN untuk melakukan rights issue. Hal ini didorong oleh sejumlah data yang menunjukan dana asing kembali masuk ke Indonesia. 

Ia bilang, jika dana asing yang masuk tersebut dapat diserap lebih lama melalui instrumen pasar modalmaka akan jadi amunisi untuk memperkuat devisa nasional dan sekaligus dapat menjadi sinyal untuk mengarah pada penguatan nilai tukar rupiah.

Sunarsip yakin sektor properti yang menjadi bisnis utama BTN, masih akan tumbuh positif di 2023. 

"Tahun depan bisa jadi momentum bagi BTN pasca right issue. Aksi korporasi iru meningkatkan permodalan BTN sekaligus memperkuat sumber pendanaan murahnya. Dengan kekuatan ini maka peluang BTN semakin besar mengembangkan bisnis perumahan dan propertinya lebih agresif,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×