Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Sunarsip, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), mengatakan Right issue penting bagi BTN untuk memperkuat permodalannya, sekaligus untuk meningkatkan komposisi sumber dana murah BTN bagi penyediaan KPR yang terjangkau, terutama yang bersubsidi.
Menurutnya, rasio kecukupan modal (CAR) BTN saat ini yang berada pada level 13% membatasi ruang gerak BTN terutama dalam memperkuat bisnis KPR komersial agar seimbang dengan KPR bersubsidi.
“BTN setidaknya membutuhkan CAR tier-1 sebesar 18%-20%. Dengan CAR tier-1 sebesar 18%-20% maka gerak BTN menjadi lebih leluasa dalam mengatur dan menyimbangkan antara upaya BTN memenuhi target perumahan KPR bersubsidi dengan pengembangan KPR Komersialnya,” ujar Sunarsip.
Ia menambahkan CAR tier-1 BTN akan naik menjadi 19%-20% pasca rights issue Rp 4,13 triliun selesai.
Baca Juga: BTN Sudah Salurkan KPR Hampir Rp 400 Triliun Kepada 5 Juta Keluarga di Indonesia
Menurutnya, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi BTN untuk melakukan rights issue. Hal ini didorong oleh sejumlah data yang menunjukan dana asing kembali masuk ke Indonesia.
Ia bilang, jika dana asing yang masuk tersebut dapat diserap lebih lama melalui instrumen pasar modalmaka akan jadi amunisi untuk memperkuat devisa nasional dan sekaligus dapat menjadi sinyal untuk mengarah pada penguatan nilai tukar rupiah.
Sunarsip yakin sektor properti yang menjadi bisnis utama BTN, masih akan tumbuh positif di 2023.
"Tahun depan bisa jadi momentum bagi BTN pasca right issue. Aksi korporasi iru meningkatkan permodalan BTN sekaligus memperkuat sumber pendanaan murahnya. Dengan kekuatan ini maka peluang BTN semakin besar mengembangkan bisnis perumahan dan propertinya lebih agresif,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News