Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu lagi masalah terkuak yang menyebabkan perbankan sulit suku bunganya, baik itu simpanan maupun kredit. Adalah pemberian bunga spesial untuk deposan-deposan yang menempatkan uang cukup besar di bank. Ini membuat bank sulit melepaskan ketergantungan pada mereka.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang menyebutkan pemberian bunga spesial oleh perbankan ke deposan besar menjadi salah satu alasan. Padahal, BI telah menurunkan BI Rate sebanyak lima kali di 2025 dengan harapan turut menurunkan suku bunga di perbankan.
"Salah satu faktornya yang tadi kami sampaikan adanya special rate pada deposan besar yang jumlahnya tadi Rp 2.384 triliun adalah sekitar 25,4% dari total DPK," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (17/9/2025).
Sebagai gambaran, suku bunga deposito satu bulan hanya turun sebesar 16 basis poin (bps) dari 4,81% pada awal 2025 menjadi 4,65% pada Agustus 2025. Sementara, BI Rate sudah turun sebesar 125 bps pada periode yang sama.
Baca Juga: Persaingan DPK Makin Ketat, OK Bank Terus Jaga Pertumbuhan Deposito
Sementara itu, data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan bahwa mayoritas simpanan yang dimiliki perbankan berasal dari tier simpanan di atas Rp 5 miliar dengan nilai mencapai Rp 5.112 triliun per Juli 2025. Dengan jumlah tersebut, kontribusinya mencapai 54,8% dari total simpanan di perbankan.
Ketergantungan perbankan dari simpanan di tier tersebut juga semakin terlihat dengan kencangnya pertumbuhan dibandingkan tier lainnya. Per Juli 2025, pertumbuhan simpanan di atas Rp 5 miliar bisa mencapai 9,4% secara tahunan (YoY), satu-satunya tier simpanan yang bisa tumbuh di atas 5%.
Pengamat perbankan Moch Amin Nurdin pun mengungkapkan bahwa pemberian bunga spesial memang tak terhindarkan. Di mana, sebagian besar deposito lembaga itu hampir pasti meminta hal tersebut.
"Terutama kalau di Bank Himbara besar, justru lembaga-lembaga milik pemerintah yang meminta bunga spesial tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai pemilik dana, deposan tentu merasa punya power tinggi untuk meminta bunga spesial dan sebaliknya bank membutuhkan dana-dana tersebut untuk ekspansi kredit.
Baca Juga: Beban Bunga Naik, Maybank: Suku Bunga Deposito Masih Relatif Tinggi
Alhasil, ia menilai hal tersebut sulit dihindari dengan rata-rata bunga spesial itu bisa 50 hingga 100 basis poin di atas bunga deposito pada umumnya. Amin pun menambahkan jika kemudian mereka menarik dananya pasti akan berdampak bagi bank.
"Hanya saja, besar kecilnya dampak tergantung besar kecilnya bank dan dana yang ditarik," tambahnya.
Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan mengklaim bahwa saat ini pihaknya juga telah berupaya untuk menurunkan suku bunga khususnya di deposito. Di mana, ini sejalan dengan upaya untuk menurunkan biaya dana.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa memang ada penempatan-penempatan dana dari lembaga pemerintah. Namun, Rully menegaskan bahwa BTN tetap memberikan bunga yang wajar dan sesuai kebutuhan.
Baca Juga: BTN Pacu Pertumbuhan Deposito, Sentuh Rp 201 Triliun per Juli 2025
"Kami manage pemberian spesial rate deposito secara selektif dan fokus untuk memberikan solusi transaksi kepada nasabah sehingga bisa memperkuat posisi dana murah," ujar Rully kepada KONTAN, Kamis (18/9/2025).
Jika menilik simpanan dari BTN per Juni 2025 telah mencapai Rp 406 triliun. Di mana, porsi simpanan dari institusi besar yang lebih dari Rp 500 miliar berkontribusi sekitar 37,2% dari total simpanan.
Sementara itu, Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengungkapkan komposisi simpananrelatif terjaga dengan mayoritas atau sekitar 61% tergolong dana murah. Di dalam komposisi dana murah tersebut, tabungan mendominasi dengan komposisi sekitar 70%, termasuk di dalamnya tabungan berakad wadiah di mana sesuai skemanya maka BSI tidak memberikan bagi hasil namun juga tidak mengenakan admin fee kepada nasabah.
Dengan struktur pendanaan tersebut, Wisnu menyebutkan ost of Fund (CoF) di BSI relatif terjaga pada level 2,68%, sehingga BSI dapat menawarkan margin yang lebih kompetitif kepada nasabah dengan indikasi pertumbuhan pembiayaan mencapai 15% hingga Juli 2025.
"BSI bermitra dengan institusi besar untuk memperkuat likuiditas agar dapat terus mensuport pertumbuhaan bisnis perusahaan," tandasnya.
Baca Juga: Persaingan Ketat, Simpanan Deposito Nasabah Ikut Menyusut
Selanjutnya: Kenaikan Harga Emas Juga Berdampak Positif Terhadap Nasabah Bank Syariah
Menarik Dibaca: Cara Buat Foto di Lift Pakai Prompt Gemini AI! Ada Kumpulan Prompt Lainnya juga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News