Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sementara untuk Bank Mandiri, pertumbuhan laba salah satunya ditopang dari pendapatan operasional yang naik 12,3% yoy menjadi Rp 17,67 triliun. Sebab, pendapatan non bunga perseroan tercatat turun 3,3% di semester I 2019.
"Laba bersih tetap tumbuh double digit, ini tak lepas dari peningkatan pendapatan bunga dan pengelolaan biaya operasional yang lebih baik," ujar Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi pekan lalu.
Sementara itu, walau tetap membukukan laba bersih. Pertumbuhan laba BNI masih paling mini dibandingkan tiga bank lainnya, tercatat per Semester I 2019 laba bersih bank bersandi bursa BBNI (anggota indeks Kompas100) ini baru tumbuh 2,7% yoy menjadi Rp 7,63 triliun.
Baca Juga: Danamon (BDMN) masih diskusi dengan bursa dan MUFG soal memenuhi aturan free float
Realisasi kenaikan tersebut lebih rendah dari periode semester I-2018 yang sempat naik 16% secara tahunan. Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menuturkan perlambatan tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya beban bunga dan biaya dana BNI.
Jika melihat presentasi perusahaan, pada semester I-2019 memang pendapatan bunga kotor bank berlogo 46 ini hanya tumbuh 9,4% yoy menjadi Rp 28,59 triliun. Sedangkan beban bunga tumbuh deras mencapai 26,2% yoy menjadi Rp 10,98 triliun.
Di sisi lain, rasio biaya dana atau cost of fund (CoF) terkerek naik ke angka 3,2% di kuartal II-2019, lebih tinggi dari empat taun terakhir.
Baca Juga: Antisipasi persaingan dengan fintech, BCA pastikan Bank Royal jadi bank digital