Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah perbankan berangsur menurun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, rasio non performing loan (NPL) turun menjadi 2,86% pada Januari 2018. Angka tersebut turun dari Januari 2017 sebesar 3,09%.
Begitu pula, rasio net NPL di Januari 2018 juga turun menjadi 1,23% turun dari 1,35% secara year on year (yoy). Menurut OJK, penurunan NPL ini dikarenakan pada tahun lalu sejumlah bank telah memupuk pencadangan yang cukup sehingga rasio NPL menurun.
Kepala Departemen Stabilitas Sistem Keuangan OJK Rendra Idris mengatakan, secara umum kondisi perbankan di awal tahun menunjukkan tingkat kesehatan yang baik. "NPL masih di bawah 3%, sampai terakhir ada di 2,86% artinya bank-bank sudah membentuk pencadangan," kata dia di kantor OJK, Kamis (1/3).
Meski begitu, kalai dibandingkan bulan Desember 2017, rasio NPL itu meningkat 27 basis poin (bps). Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Santoso Wibowo menjelaskan, kenaikan NPL dari akhir 2017 ke awal tahun merupakan tren tahunan. "Karena di Desember 2017 kredit tinggi dan Januari 2018 banyak yang melunasi, jadi angka pembaginya menurun sehingga secara matematis naik," jelas dia.
Segmen pertambangan
OJK menyebut, penyumbang terbesar NPL sejauh ini dari dua sektor yakni pertambangan dan perkebunan. Per Januari 2018, kredit sektor pertambangan turun 21,84%. Sementara kredit industri pengolahan meningkat 1,6%.
OJK menilai, kondisi ekonomi yang membaik akan berdampak pada NPL di bisnis pertambangan. "Selama NPL di bawah treshold OJK (5%) itu baik. NPL naik dari Desember ke Januari karena disumbang pertambangan," ujar Santoso.
Rasio NPL PT Bank OCBC NISP Tbk juga menurun menjadi 1,75$ di Januari 2018. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, perbaikan NPL sejalan dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 14% di Januari 2018.
"Dalam hal OCBC NISP, rasio NPL trennya cukup sejalan dengan industri yaitu membaik dibandingkan 2017," ujar dia, Jumat (2/3). Rasio NPL bank ini juga menurun bila dibandingkan dengan akhir Desember 2017 yang berada di posisi 1,8%.
Senada, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi menuturkan, besaran NPL banknya sejalan dengan tren di industri. Meski belum merinci secara detail, bank milik taipan Dato Sri Tahir ini mencatatkan rasio kredit bermasalah di bawah 3% per Januari 2018.
"Kurang lebih masih sama dengan industri yakni di bawah 3%. Rasio NPL mayoritas di segmen UMKM maupun korporasi," imbuh Hariyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News