Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BNI Agen46 kepanjangan tangan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk diyakini tidak akan mati meskipun didera oleh persaingan dengan pengguna telepon genggam dan pengguna internet yang terus meningkat. Hal ini lantaran masih banyak masyarakat yang membutuhkan agen untuk memulai bertransaksi digital.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir mengatakan, masih ada masyarakat yang tetap perlu datang ke kantor cabang yang perlu dilayani, dan juga masih memberikan peluang bisnis bagi bank yang perlu tetap dipelihara. Namun untuk masyarakat yang masih kesulitan datang ke outlet BNI, maka layanannya dapat diisi oleh BNI Agen46. Sesuai dengan sasaran BNI Agen46 untuk memberikan produk keuangan yang sederhana, memiliki kedekatan dan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Sudah ada 200 fitur yang ditanamkan pada sistem layanan BNI Agen46, sudah hampir sama dengan layanan di outlet. Bedanya adalah ukuran transaksinya saja yang lebih kecil. Dengan kekuatan costumer based, BNI Agen46 bisa mengembangkan bisnisnya. Bahkan seharusnya untuk potensi pendapatan sampai dengan Rp5 juta per bulan, sangat mungkin di peroleh BNI Agen46,” ujarnya Ronny dalam siaran pers yang diterima KONTAN pada Minggu (27/6).
Baca Juga: Kembangkan digitalisasi, BNI optimistis rasio BOPO terjaga
Ronny juga mencatatkan, jumlah transaksi melalui BNI Agen46 mencapai hampir 52 juta pada periode Januari-Mei 2021. BNI Agen46 juga bisa lebih mudah mendapatkan fasilitas modal kerja KUR, meningkatkan bisnis utama, memperluas jaringan usaha yang dimiliki, jam layanan yang fleksibel tanpa jam operasional kantor, dan lebih dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai kepercayaan BNI.
Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mohamad Miftah mengatakan, masa depan BNI Agen46 sebagai bagian dari agen-agen Lakupandai masih tetap strategis. Pengalaman OJK China menunjukkan bahwa agen-agen Lakupandai di China tetap bertahan dan berkembang.
Kondisi di China hampir sama dengan di Indonesia, dimana pengguna telepon genggam sudah mencapai 66,3% dari jumlah penduduk dan internet sudah 73,7% dari jumlah penduduk. Kondisi itu telah mengubah cara masyarakat dalam bertransaksi, yaitu dari luring menjadi daring dan menuntut transaksi digital. Terutama selama pandemi menjadi sangat penting.
“Namun, kajiannya menunjukkan agen Lakupandai masih diperlukan. Walaupun akan muncul tantangan. Di China, agen masih diperlukan, meskipun mereka yang akses digital lebih banyak penggunanya. BNI Agen46 bisa menjadi entry point pertama untuk masuk ke bank, membuka rekening, dan aktif menggunakan rekening dalam kehidupan sehari-hari. BNI Agen46 juga menjadi sarana pertama untuk memasuki dunia digital pertama kali,” ujarnya.
Selanjutnya: Pembiayaan sindikasi masih sepi, begini strategi perbankan syariah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News