kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Dirut BCA: Aturan LTV perlu data yang akurat


Kamis, 30 November 2017 / 12:56 WIB
Dirut BCA: Aturan LTV perlu data yang akurat


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengarahkan kebijakan loan to value (LTV) menjadi berdasarkan segmen. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, nantinya LTV akan dibagi berdasarkan jenis kredit propertinya antara lain mencakup apartemen, rumah susun, rumah tinggal atau bentuk-bentuk lainnya.

Hal ini pun direspon positif oleh sejumlah bankir, salah satunya Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. Arah kebijakan BI terkait LTV baik targeted atau ide sebelumya berdasarkan kawasan alias spasial sudah sangat tepat dengan kondisi perekonomian di Indonesia.

"Kalau diarahkan lebih pas tentu jenis properti atau regionalnya, jadi bisa di ukur misalnya di satu kawasan kredit propertinya terlalu kencang lantas bisa disesuaikan dengan kawasan lain, begitu juga dengan segmennya," kata Jahja saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/11).

Hanya saja, untuk dapat menerapkan aturan tersebut pihak bank sentral harus mampu mendapatkan data secara akurat dengan kondisi pasar yang ada sekarang. Pun, mengenai kebijakan itu nantinya dapat membantu mempercepat penyaluran kredit atau tidak, bank swasta terbesar di Indonesia ini praktis menyebut hal tersebut sangat konservatif.

Lantaran, untuk kredit pemilikan rumah (KPR) ataupun kredit konsumtif lain seperti kredit kendaraan bermotor (KKB) cenderung lebih mudah mendapatkan pasarnya ketimbang jenis kredit modal kerja ataupun investasi.

"Kalau properti diturunkan bunganya, pertumbuhannya pasti langsung naik. Yang susah itu modal kerja karena kalaupun bunga turun tapi tidak ada kebutuhan tidak akan laku," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×