kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut BSM Tony Eko Boy Subari jadi ketua merger bank BUMN syariah, ini anggota timnya


Selasa, 13 Oktober 2020 / 10:07 WIB
Dirut BSM Tony Eko Boy Subari jadi ketua merger bank BUMN syariah, ini anggota timnya
ILUSTRASI. Toni E.B. Subari, Direktur Utama Bank Mandiri Syariah akan menjadi ketua tim merger bank syariah BUMN.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Selangkah lagi bank-bank syariah milik negara akan merger.  Ada tiga bank syariah yang bakal merger yakni PT Bank Mandiri Syariah, PT BNI Syariah (BNIS), serta PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS).

Jika sesuai rencana,  Selasa (12/10) ini, para pemilik bank-bank syariah ini yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) serta PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan menandatangani conditional merger agreement atas rencana penggabungan itu.

“Proses merger ini akan kelar pada Februari 2021 nanti,” ujar sumber Kontan yang mengetahui rencana merger ini.

Dari tiga bank syariah milik negara dengan status perseroan terbatas, salah satunya adalah perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS). Makanya, skema backdoor listing menjadi pilihan.

Dalam merger bank-bank syariah BUMN, skema backdoorlisting menjadi strategi bagi Bank Syariah Mandiri masuk mengakuisisi BRIS dan BNI syariah. Aksi ini umumnya disusul dengan penawaran umum terbatas atau rights issue.

Investor baru bertindak sebagai pembeli siaga dalam rights issue tersebut. Dengan begitu, melalui backdoor listing, perusahaan tertutup seperti Bank Mandiri Syariah bisa menguasai perusahaan terbuka (BRISyariah/BRIs) tanpa harus memenuhi syarat penawaran umum perdana saham alias IPO.

Baca Juga: Merger Bank Syariah BUMN Via Backdoor Listing, Asetnya Hampir Separuh dari Industri

Kelak hasil penggabungan bank-bank syariah ini, Bank Mandiri akan menjadi pemegang terbesar bank yang salah satu alternatif namanya adalah Bank Amanah.

Kepemilikan Bank Mandiri atas Bank Amanah ini akan mencapai lebih dari 51%, kemudian disusul kepemilikan Bank BRI serta BNI.

Dalam proses penggabungan ini, Kementerian BUMN menunjuk Direktur Utama Mandiri Syariah Tony Eko Boy Subari sebagai Ketua Merger Bank Syariah BUMN.

Tony akan menjadi komando atas tim yang terbagi atas delapan bagian yakni:

-Branding & Comm dengan ketua  Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dengan anggotra Ivan Ally (BSM), Bambang Sutrisno (BNIS), Pramita Andini (BRIS).

-Tim  kedua yakni Accounting &Finance akan diketuai Direktur BSM Ade Cahyo Nugroho dan Sutrisno Mukayan (BRIS) sebagai wakil serta anggota Piyo Hartono (BSM), Misbahul Moenir (BNIS), Catur M. Wibowo (BRIS).

-Tim ketiga produk akan dipimpin Direktur BRIS Fidry Armaldy dengan anggota Praka M (BSM), Rizka Hermieati (BNIS) Wisnu Cahyo (BRIS).

-Tim keempat yakni distribution dengan Direktur Utama BRIsyariah Ngatari menjadi ketua tim dengan wakiln Iwan Abdi (BNIS) dan anggota Sylvia Aziz (BSM), Adjar Djatnika (BNIS), Satya Rahadian (BRIS).

Baca Juga: Pasca merger, bank syariah pelat merah bakal kuasai pasar perbankan syariah

-Tim kelima yakni tecnology dan oprasional dengan Achmad Syafii (BSM) menjadi ketua dan wakilnya Fahmi Subandi (BRIS) dan anggota Bayu Iskandar (BSM), Mirza Manthovani (BNIS), Dwinanda Nugroho (BRIS).

-Keenam tim HR and Culture dengan Ketua Anton Sukarna (BSM) dan wakilnya Andrianto Daru (BNIS) yang beranggotakan Rosma Handayani (BSM), Andrianto Daru (BNIS), Tri Budi Tjahyoni (BRIS).

-Tim ketujuh risk and credit yang dipimpin Kokok Alun Akbar (direktur BRIS) dan wakilnya Babas Bastaman (Direktur BNIS) derta Tiwul Widyastuti (BSM). Mereka akan dibantu dengan anggotanya Asnah Faekhah (BSM), Daryanto Tri (BNIS), Ferrt Ardiyansyah (BRIS).

-Tim ke delapan adalah Treasury dengan ketua Wahyu Avianto (Direktur BNIS) dan wakil ketua Ahmad Safrizal (BSM). Tim ini beranggotakan Aldi Rahardika (BSM), Sunarto (BNIS), dan Budi Kurniawan (BRIS).

Jika merujuk rencana, timakan segera memulai perencanaan intergrasi. Strategi awal yang disiapkan adalah menyusun dan menuntaskan rencana bisnis bank yang akan diserahkan pada November nanti.

Yang pastui,, merger ketiga bank BUMN syariah akan membuat aset bank hasil merger menggendut, Berdasarkan nilai aset Juni 2020, total aset ketiga bank ini,  minus aset unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara mencapai Rp 214,78 triliun.

Baca Juga: Segera merger, total aset bank syariah dan UUS BUMN mencapai Rp 245,8 triliun

Aset terbesar dari PT Bank Syariah Mandiri, senilai Rp 114,4 triliun. Disusul BNI Syariah yang memiliki aset Rp 50,78 triliun dan BRI Syariah senilai Rp 49,6 triliun.

Jika ditambah aset UUS BTN sebesar Rp 31,08 triliun, total aset bank syariah BUMN akan menjadi Rp 245,83 triliun. Nilai itu setara dengan 46,46% dari total aset perbankan syariah, plus UUS, yang mencapai Rp 529,06 triliun.

Sementara dari sisi pembiayaan, bank syariah BUMN jika digabungkan nilainya mencapai Rp 168,54 triliun, setara 45,54% dari total nilai pembiayaan bank syariah yang segede Rp 370,04 triliun.

Bank Mandiri Syariah masih berkontribusi paling besar dengan pembiayaan Rp 75,61 triliun. Disusul,  BRI Syariah Rp 37,43 triliun dan BNI Syariah Rp 31,63 triliun

.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×