kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Disuntik modal Rp 1 T, Bank DKI siap tancap gas


Kamis, 03 September 2015 / 10:47 WIB
Disuntik modal Rp 1 T, Bank DKI siap tancap gas


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Bank DKI bersiap tancap gas di kuartal IV tahun ini. Sebab, bank pembangunan daerah (BPD) ini bakal menerima suntikan modal tambahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebesar Rp 1 triliun.

Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi menyatakan, suntikan modal akan digunakan untuk ekspansi usaha dan investasi pengembangan infrastruktur teknologi (IT).  “Jadi kami tidak hanya sekadar tambah modal, namun memperbaiki efisiensi, memperluas produk dan layanan infrastruktur,” ujar Kresno, Rabu (2/9).

Sejatinya, sang pemegang saham yakni Pemprov DKI Jakarta berencana menyuntikkan modal hingga sebesar total Rp 7 triliun ke Bank DKI. Sejak tahun 2011 sampai 2014, suntikan modal yang sudah terealisasi sebesar 2,5 triliun. Pada semester I 2015, modal inti Bank DKI tercatat sebesar Rp 4,2 triliun.

Andai kucuran modal tambahan terwujud, Bank DKI berambisi naik kelas ke kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dengan modal inti lebih dari Rp 5 triliun.

Terkait ekspansi, Bank DKI juga tengah menimbang rencana pemisahan (spin off) unit usaha syariah (UUS).  Salah satu bahan pertimbangan spin off adalah andai total aset UUS menembus Rp 7,5 triliun hingga Rp 10 triliun. Sampai semester I 2015, total aset UUS Bank DKI baru sebesar Rp 3,5 triliun. “Ke depannya, UUS Bank DKI akan diarahkan ke sektor UMKM,” ujar Kresno.

Opsi lain untuk mengembangkan UUS adalah menggabungkan (merger) dengan UUS Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Namun, Bank DKI masih belum bisa menentukan BPR yang bakal diajak bekerjasama. Yang jelas, Bank DKI mematok laba bersih bisa naik sebesar 10% menjadi Rp 511,5 miliar hingga tutup tahun nanti.

Demi mencapai target, Bank DKI berencana mengalihkan fokus penyaluran kredit dari sektor korporasi ke sektor ritel, usaha mikro kecik dan menengah (UMKM) dan bisnis penerusan (linkage). “Untuk bisnis linkage, Bank DKI akan masuk ke pembiayaan badan usaha milik daerah (BUMD) seperti PD Pasar Jaya,” ujar Kresno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×