kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Ditopang Kinerja Apik, Simak Rekomendasi Saham Bank Lapis Dua yang Layak Koleksi


Kamis, 12 Juni 2025 / 16:51 WIB
Ditopang Kinerja Apik, Simak Rekomendasi Saham Bank Lapis Dua yang Layak Koleksi
ILUSTRASI. Saham emiten perbankan second liner atau lapis dua rata-rata melaju secara variatif sejak awal tahun. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/09/06/2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten perbankan second liner atau lapis dua rata-rata melaju secara variatif sejak awal tahun. Sejumlah analis menilai masih ada beberapa saham yang layak koleksi berkat kinerja yang apik. 

Misalnya PT Bank Syariah Indonesia (BRIS). Melansir kinerja keuangannya per April 2025, laba bersih BRIS naik 6,4% secara tahunan (YoY) mencapai Rp 2,38 triliun. Sebelumnya di bulan April 2024, labanya tercatat Rp 2,23 triliun.

Dari segi fungsi intermediasi, pembiayaan BRIS naik 14,3% YoY mencapai Rp 286 triliun dari Rp 250 triliun di bulan April tahun sebelumnya. 

Namun, perolehan ini tak sejalan dengan pergerakan sahamnya yang turun 9,34% dalam sebulan terakhir dan 4,03% sejak awal tahun. Sementara, sahamnya bergerak stagnan di harga Rp 2.620 pada penutupan perdagangan Kamis (12/6).

Baca Juga: Buyback Saham, BTPN Syariah (BTPS) Anggarkan Dana Rp 927 Miliar

PT OCBC NISP Tbk (NISP) juga memperoleh kinerja keuangan yang positif di bulan April 2025. Labanya naik 11,5% YoY yakni sebesar Rp 1,70 triliun dari sebelumnya Rp 1,52 triliun. Begitupula penyaluran kreditnya, yang naik 10,7% YoY sebesar Rp 162 triliun dari Rp 146 triliun.

Dalam sebulan, saham NISP naik 2,25% dan naik 3,80% sejak awal tahun. Serupa BRIS, sahamnya bergerak stagnan di harga Rp 1.365 per saham pada penutupan perdagangan Kamis (12/6).

Tak mau ketinggalan, laba PT Bank Permata Tbk (BNLI) juga meningkat 9% YoY mencapai 1,35 triliun dari sebelumnya Rp 1,24 triliun. Kredit yang disalurkan juga turut naik sebesar 9,6% YoY mencapai Rp 130 triliun dari sebelumnya Rp 118 triliun.

Saham BNLI naik 7,05% dalam sebulan dan naik 157% sejak awal tahun. Di penutupan perdagangan Kamis (12/6), saham BNLI bergerak stagnan di level Rp 2.430 per saham

Ada lagi PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), yang labanya naik 3,5% YoY sebesar Rp 2,26 triliun dari sebelumnya Rp 2,18 triliun. Kredit yang disalurkan juga mendaki ke level 10,2% YoY sebanyak Rp 160 triliun dari Rp 145 triliun.

Saham BNGA menurun 3,61% dalam sebulan tetapi naik 0,29% dalam setahun. Di penutupan perdagangan Kamis (12/6), saham BNGA naik tipis 0,29% menjadi seharga Rp 1.735 per saham.

Sementara PT Maybank Indonesia (BNII) berhasil membalikan rugi bersih sebesar Rp 120 miliar pada April 2024 menjadi laba sebesar Rp 483 miliar di bulan April 2025. Kredit yang disalurkan juga meningkat 3,8% sebesar Rp 79 triliun dari Rp 76 triliun di bulan April 2024.

Baca Juga: Saham-Saham Bank Mulai Menanjak Ketika IHSG Kembali ke Atas 7.200

Adapun, saham BNII turun 0,99% dalam sebulan dan 3,85% sejak awal tahun. Sahamnya hanya naik tipis 0,50% di penutupan perdagangan Kamis (12/6)

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menilai, BRIS dapat menjadi pilihan terbaik di antara saham-saham emiten perbankan lain lantaran memiliki kinerja moncer.

Ekky juga menyoroti rasio profitabilitas atau return on asset (RoA) BRIS di kuartal l 2025 yang menurutnya tinggi, yakni di level 17,6%.

“BRIS memimpin dalam hal pertumbuhan kredit, efisiensi digital, dan ROE tinggi,” ujar Ekky kepada Kontan, Kamis (12/6).

Tak cuma BRIS, menurut Ekky investor juga dapat melirik saham BNLI dan BNII untuk strategi value investing karena valuasinya yang tergolong rendah.

“Secara keseluruhan, investor dapat memfavoritkan kinerja digital dan pertumbuhan seperti BRIS, sambil mengintip peluang jangka panjang dari BNLI dan BNII,” saran Ekky.

Sementara itu, mengacu pada kinerja kuartal l 2025 emiten lapis kedua tersebut, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila justru melihat adanya perlambatan dari segi pertumbuhan profit dan kredit. Hal ini kata Indy akibat ketidakpastian arah suku bunga acuan ke depan.

“Risiko kredit masih menjadi tantangan dengan outlook loan growth yang belum pulih dan stabilitas NIM (net interest margin) juga perlu dipantau,” ujar Indy.

Namun, NISP menurut Indy termasuk emiten yang tangguh lantaran berhasil membukukan NIM tinggi dan non performing loan (NPL) atau rasio kredit macet yang rendah. Dia juga menyoroti adanya pertumbuhan penjualan dan laba operasional NISP yang memuaskan.

Dengan demikian, saham NISP kata Indy menarik dikoleksi dengan price to earning ratio (PER) 6 kali. Saham BNGA juga kata dia menarik dengan PER 5 kali. Keduanya kata Indy menunjukkan valuasi yang tergolong murah. 

Indy merekomendasikan buy saham NISP dengan target harga Rp 1.440, dan buy saham BNGA dengan target harga Rp 1.855 per saham.

Sementara, Ekky merekomendasikan buy saham BRIS dengan harga saat ini dengan target harga jangka pendek Rp 3.000 dan Rp 3.500 dalam jangka panjang. 

Ekky juga merekomendasikan buy saham BNLI dengan prediksi harga BNLI di level Rp 2.600-Rp 2.800, dan BNII Rp 260-Rp 300 dalam jangka panjang.

Selanjutnya: Couchbase: Monetisasi Data Jadi Masa Depan Industri Telekomunikasi

Menarik Dibaca: Burson Luncurkan Platform AI untuk Ubah Reputasi Jadi Nilai Bisnis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×