kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Djarum, Lippo, Sinar Mas, siapa pemimpin pasar bisnis keuangan di Indonesia?


Senin, 23 September 2019 / 14:50 WIB
Djarum, Lippo, Sinar Mas, siapa pemimpin pasar bisnis keuangan di Indonesia?
ILUSTRASI. Aplikasi pembayaran OVO


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

Sinar Mas Grup memiliki tiga modal ventura yang siap menyuntikkan ke startup di Indonesia. Sebelumnya Sinar Mas masuk bisnis startup melalui Sinar Mas Digital Venture (SMDV).

Pada April 2018, SMDV membentuk perusahaan modal ventura dengan menggandeng Yahoo Jepang dan East Ventures, yang diberi nama EV Growth. Terbaru, ada PT Sinar Mas Ventura (SMV) yang telah kantongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2019.

Tak mau kalah, Lippo Group juga punya bisnis sejenis. Dia punya bank, asuransi hingga modal ventura. Namun dari sekian itu, yang paling menonjol saat ini adalah layanan fintech payment melalui PT Visionet Internasional atau dikenal dengan OVO.

Baca Juga: Angkat bos baru, OVO harus berpihak dan bermanfaat bagi Indonesia

OVO merupakan salah satu pemimpin pasar di bisnis payment. Direktur OVO Harianto Gunawan menyebut tahun lalu pengguna OVO meningkat 400% dalam setahun. Sementara volume transaksi OVO tumbuh 75 kali lipat di tahun 2017, atau sekitar satu miliar transaksi.

Selain bisnis pembayaran digital, OVO kemudian memperluas lini bisnisnya melalui pinjaman online. Platform milik group Lippo ini menyediakan layanan kartu digital bernama OVO PayLater dengan mengakuisisi Indonusa Bara Sejahtera atau Taralite.

Selain Lippo, Djarum Group ikut terjun ke bisnis keuangan. Konglomerasi yang dimiliki oleh Hartono bersaudara punya bank swasta terbesar di Indonesia, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Dari bank beraset Rp 867 triliun per Juli 2019 ini telah melahirkan beberapa anak usaha, seperti dua multifinance, dua asuransi baik umum dan jiwa serta modal ventura.

Djarum Group mendirikan dua perusahaan modal ventura, yaitu GDP Ventura, sementara Central Capital Ventura (CCV) merupakan anak usaha BCA. Menurut catatan Kontan, Sampai Agustus 2019, CCV telah membiayai sebanyak 15 startup.

"Perusahaan pasangan usaha yang dibiayai oleh CCV bergerak di bidang fintech, artificial intelegence (AI), insurtech, dan switching," jelas Direktur CCV Michelle Suteja.

Baca Juga: OVO tunjuk Karaniya Dharmasaputra sebagai presiden direktur baru

Melalui GDP Ventura, Djarum mempunyai sistem pembayaran online dengan nama Kaspay. Ini merupakan layanan tranfer uang, pembayaran serta pembelian pulsa dan paket data secara online. Sedangkan dari BCA, perusahaan rokok ini juga punyai produk payment lainnya seperti Sakuku dan BCA Flazz.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×