kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

DPK turun, bank kecil klaim likuiditas aman


Selasa, 11 Oktober 2016 / 20:46 WIB
DPK turun, bank kecil klaim likuiditas aman


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Para bankir bank kecil mengaku likuiditas masih cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan kredit. Meskipun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2016, bank BUKU 1 mengalami penurunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 36,66% menjadi Rp 95,48 triliun. Sementara, bank BUKU 2 mencatat pertumbuhan DPK sebesar 3,30% menjadi Rp 626,89 triliun.

Eddy Kuntardjo, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk mengatakan, pihaknya tak mengalami kesulitan likuiditas karena permintaan kredit rendah dan tak ada perang bunga. Berdasarkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposito ratio (LDR) masih di bawah 80%.

“Kami mencatat telah memperoleh DPK sebesar Rp 1,86 triliun per September 2016,” katanya, Selasa (11/10). Bank Ina Perdana menargetkan akan memperoleh DPK sebesar Rp 1,92 triliun di akhir tahun ini, atau tumbuh 10,98% dibandingkan posisi akhri tahun lalu sebesar Rp 1,73 triliun.

Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar Indonesia (Dinar) menuturkan, kondisi likuiditas masih kurang karena permintaan kredit tidak besar. Alasan itu membuat Bank Dinar menargetkan pertumbuhan DPK sebesar 10,25% atau mencapai sekitar Rp 1,62 triliun per akhir tahun 2016 dari realisasi akhri tahun lalu senilai Rp 1,47 triliun.

Adapun, Bank Dinar mencatat DPK sudah tumbuh 14,9% menjadi Rp 1,50 triliun per September 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,30 triliun. “Kami pun akan menjaga rasio pinjaman terhadap pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) pada kisaran 76% hingga 80% di tahun ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×