kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

DPK turun, bank kecil klaim likuiditas aman


Selasa, 11 Oktober 2016 / 20:46 WIB
DPK turun, bank kecil klaim likuiditas aman


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Para bankir bank kecil mengaku likuiditas masih cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan kredit. Meskipun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2016, bank BUKU 1 mengalami penurunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 36,66% menjadi Rp 95,48 triliun. Sementara, bank BUKU 2 mencatat pertumbuhan DPK sebesar 3,30% menjadi Rp 626,89 triliun.

Eddy Kuntardjo, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk mengatakan, pihaknya tak mengalami kesulitan likuiditas karena permintaan kredit rendah dan tak ada perang bunga. Berdasarkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposito ratio (LDR) masih di bawah 80%.

“Kami mencatat telah memperoleh DPK sebesar Rp 1,86 triliun per September 2016,” katanya, Selasa (11/10). Bank Ina Perdana menargetkan akan memperoleh DPK sebesar Rp 1,92 triliun di akhir tahun ini, atau tumbuh 10,98% dibandingkan posisi akhri tahun lalu sebesar Rp 1,73 triliun.

Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar Indonesia (Dinar) menuturkan, kondisi likuiditas masih kurang karena permintaan kredit tidak besar. Alasan itu membuat Bank Dinar menargetkan pertumbuhan DPK sebesar 10,25% atau mencapai sekitar Rp 1,62 triliun per akhir tahun 2016 dari realisasi akhri tahun lalu senilai Rp 1,47 triliun.

Adapun, Bank Dinar mencatat DPK sudah tumbuh 14,9% menjadi Rp 1,50 triliun per September 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,30 triliun. “Kami pun akan menjaga rasio pinjaman terhadap pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) pada kisaran 76% hingga 80% di tahun ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×