Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan terpantau mengalami perlambatan dari 8% secara year on year (yoy) per Juli 2019 menjadi 7% yoy di bulan Agustus 2019.
Bila dirinci, perlambatan paling mencolok terlihat pada DPK valuta asing (valas) yang hanya tumbuh 4,6% yoy menjadi Rp 780,3 triliun. Padahal, di bulan sebelumnya DPK valas sempat tumbuh 5,5% yoy.
Baca Juga: Meski kredit melambat, namun bank besar masih catat kinerja mumpuni
Berdasarkan jenis simpanannya, giro dan deposito valas perbankan di bulan Agustus 2019 tumbuh melambat. Giro tercatat hanya naik 6,4% yoy menjadi Rp 314,6 triliun dan turun 5,3% secara month on month (mom). Sedangkan deposito tumbuh sangat tipis 3,4% yoy per akhir Agustus 2019.
Di sisi lain, dana tabungan valas perbankan justru meningkat 3,7% yoy per Agustus 2019 setelah sempat susut 0,8% pada bulan sebelumnya.
Kendati demikian, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso mengaku transaksi valas masih berjalan normal alias stabil. Hitung-hitungan BCA, DPK valas BCA dalam mata uang dolar AS (USD) masih tumbuh kendati tipis sebesar 4% hingga Juli 2019.
Kendati tak memasang target, BCA menyebut pihaknya akan tetap memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai kebutuhan nasabah. "BCA terus melayani transaksi valas sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (30/9).
Baca Juga: Bank kecil akui ada perlambatan pertumbuhan kredit, ini penyebabnya
Senada, Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Budi Satria menjelaskan saat ini DPK valas masih tumbuh sejalan dengan DPK Rupiah perseroan. Catatan saja, secara total per Agustus 2019 lalu DPK BTN masih tumbuh sebesar 19% secara yoy.
"Transaksi setahu saya masih normal, tidak ada fluktuasi drastis. Memang, tabungan valas meningkat," katanya. Sayangnya, Budi belum dapat merinci total DPK valas perseroan saat ini.
Sementara itu, salah satu bank yang punya DPK valas tinggi yaitu PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) menyerukan walau kondisi global tengah fluktuatif, pergerakan DPK valas ritel masih normal. "Tidak ada pengaruh yang signifikan sejauh ini," katanya.
Asal tahu saja, saat ini sebanyak 45% dari total DPK BWS merupakan dalam mata uang valas. Sebagai catatan, hingga 31 Agustus 2019 total DPK BWS mencapai Rp 19,33 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 15,88 triliun atau tumbuh 21,69% yoy.
Baca Juga: Perbaiki likuiditas, empat BUMN jadi pemegang saham Jiwasraya Putra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News