Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 46% sepanjang tahun lalu, membuat silau petinggi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat. Kendati dua hari belakangan IHSG cenderung loyo, mereka memperkirakan, kenaikan indeks saham akan berlanjut di sepanjang 2011. Hal ini mendorong mereka menempatkan sebagian dana kelolaan ke instrumen saham.
Manajer Investasi DPLK Muamalat Arif Fauzan menjelaskan, rencana menempatkan dana di saham merupakan bagian dari strategi mengejar target aset sebesar Rp 400 miliar. Angka ini tumbuh 50% dari tahun lalu.
Bagi DPLK Muamalat, investasi di saham merupakan pengalaman baru. Selama ini dana pensiun ini hanya menempatkan dana kelolaan di deposito, sukuk dan reksadana syariah. Ketiga instrumen tersebut menjadi pilihan karena risikonya rendah.
Sikap konservatif itu berimbas pada rendahnya pengembalian investasi atawa Return on Investment (RoI). Hingga Desember 2010, DPLK Muamalat hanya membukukan RoI sebesar 8,69%. Hasil investasi ini berasal dari penempatan dana di deposito sebanyak 90%, sukuk 3%, dan reksadana syariah 7%.
Rencana menempatkan dana di saham, mulai direalisasikan di kuartal pertama ini. Muamalat masih membahas aturan main, mengingat tingkat risikonya tinggi. "Tetapi, instrumen ini perlu dicoba, guna mendongkrak RoI tahun 2011 yang ditargetkan sebesar 9,9%," kata Arif.
Demi memperbesar aset, manajemen akan menambah jumlah peserta baru dengan memaksimalkan jaringan Bank Muamalat yang tersebar di 22 provinsi.
Sementara DPLK BRI tak berencana memperbesar penempatan dana di saham. Dana pensiun ini tetap mempertahankan porsi investasi di saham maksimal 1%. Keranjang terbesar berupa deposito dengan porsi 78%. Sisanya mengendap di obligasi.
Kepala Bagian DPLK BRI Wahyuni Marhaneis menjelaskan, portofolio investasi tak banyak mengalami pergeseran dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Ini keinginan sikap peserta yang cenderung hati-hati dalam memilih instrumen," katanya.
Maka itu, target hasil investasi tidak akan jauh dari pencapaian tahun lalu. Yakni, deposito 9,19%, obligasi 11,24%, dan saham 71,37%.
Dari sisi aset, DPLK BRI mematok pertumbuhan sebesar 25% menjadi Rp 1,75 triliun. Pendorong pertumbuhan aset ini adalah penambahan 9.000 peserta baru. Jumlah ini naik sekitar 20% dibandingkan dengan total peserta per Desember 2010.
Tahun 2011 ini, makin banyak cabang-cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membantu pemasaran DPLK BRI. "Sedangkan, peserta korporat masih ditangani pusat," terang Wahyuni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News