Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Sebelumnya dikabarkan ada dua investor asal Singapura yang tertarik mengakuisisi Bank Permata yakni Pasca Oversea-Chinese Bangking Corp (OCBC) dan DBS Group.
Di tengah gonjang-ganjing penjualan sahamnya, Bank Permata justrun mampu menorehkan pertumbuhan kinerja positif.
Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Cenderung Tertekan Menanti Data Ekonomi AS
Pada kuartal III 2019, bank ini membukukan laba bersih Rp 1,1 triliun, melesat 121% secara tahunan (YoY) terutama ditopang oleh menurunnya kerugian nilai aset keuangan perseroan seiring NPL yang membaik. Adapun pendapatan bunga bersihnya hanya tumbuh 3%.
Penyaluran kredit bank ini tumbuh 1% YoY jadi Rp 107,6 triliun dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 2%. Sebelumnya, Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah pada mengatakan, pihaknya tidak hanya akan fokus mengejar kredit di satu sektor saja.
"Kami tidak akan seperti dulu-dulu yang hanya fokus pada sektor tambang atau perkebunan misalnya. Kami akan tetap coba untuk tumbuh merata di korporasi, konsumer, komersial dan UMKM," katanya.
Baca Juga: Sejumlah bank swasta telah memasang target untuk tahun 2020
Ridha menambahkan, Bank Permata saat ini tengah mencoba menggali peluang pertumbuhan dari sektor industri, pertanian dan pendidikan. Menurut Kementerian keuangan, ketiganya menyumbang porsi 40% lebih terhadap GDP namun pertumbuhannya sangat lambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News