Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Produk asuransi jiwa berbasis investasi (unitlink) semakin turun pamor. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penjualan unitlink yang negatif atau turun 5,1% pada paruh pertama tahun ini. Sementara, meski perlahan, produk asuransi jiwa tradisional tercatat tumbuh positif 1,4%.
Namun demikian, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), unitlink masih menjadi penyumbang premi terbesar atau mendominasi sebanyak 57,5% dari total premi industri asuransi jiwa yang sebesar Rp 53,58 triliun per 30 Juni 2014.
“Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan sikap wait and see investor jelang pemilihan umum semester pertama lalu, produk unitlink single premi (dibayar sekaligus) kurang diminati. Maklumlah, produk ini lebih banyak investasinya ketimbang unitlink regular premi (dibayar bertahap) yang unsur proteksinya lebih banyak,” ujar Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI, Senin (1/9).
Secara keseluruhan, sambung Hendrisman, dana kelolaan unitlink masih membukukan pertumbuhan positif. Meski, premi bisnis barunya turun. Sayangnya, ia tidak bisa merinci jumlah dana kelolaan unitlink.
Sekadar informasi saja, total pendapatan premi industri asuransi jiwa per 30 Juni 2014 tercatat turun tipis 2,5%, yakni menjadi Rp 53,58 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 54,94 triliun. Dari jumlah itu, premi lanjutannya sebesar Rp 23,01 triliun atau naik 25%, sementara premi bisnis baru hanya Rp 30,57 triliun atau turun 16,3%.
Di sepanjang semester pertama tahun ini, produk asuransi jiwa tradisional sendiri berkontribusi sebesar 42,5% dari total pendapatan premi industri. Meski lebih langsing ketimbang produk unitlink, produk asuransi jiwa berhasil membukukan pertumbuhan 1,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News