Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Memasuki akhir semester I tahun 2014, produk unitlink tetap menjadi primadona di kalangan nasabah asuransi. Terbukti dengan kelolaan dana unitlink yang terus tumbuh pada semester pertama tahun ini seperti yang terjadi pada salah satu perusahaan asuransi jiwa, Great Eastern Life Indonesia.
Hingga akhir Mei 2014, dana kelolaan Great Eastern Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 8% dibandingkan akhir Mei tahun lalu. Dana kelolaan perusahaan ini hingga akhir Mei lalu mencapai sebesar Rp 1,4 miliar (unaudited).
Biarpun menunjukkan kenaikan dana kelolaan, Corporate Communication Great Eastern Life Indonesia, Andri Darmawan mengatakan perusahaannya tidaklah berfokus pada jumlah target dana kelolaan namun pada kebutuhan nasabah. "Melalui produk unitlink, kami ingin memberikan perlindungan kepada nasabah kami sehingga mereka bisa mempunya pikiran yang damai dan hidup dengan sejahtera, sambil mencapai tujuan finansial mereka dalam jangka panjang," ujarnya.
Sedangkan untuk produk unitlink yang populer di kalangan nasabah di perusahaan ini adalah reguler premium dibandingkan single premium. Biarpun begitu, menurut Andri mengatakan produk unitlink tersebut sebenarnya disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. "Bagi mereka yang ingin mempunyai kebutuhan untuk menabung akan memilih produk reguler premium, sedangkan bagi mereka yang ingin berinvestasi memilih produk single premium," kata Andri.
Produk Unitlink sendiri dari tahun lalu masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan premi industri asuransi jiwa Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), produk untiklink pada tahun lalu berkontribusi sebesar 54,6% dari total premi dengan pertumbuhan 9,9% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan produk tradisional menyumbang 45,4% terhadap pendapatan total premi.
Togar Pasaribu, pelaksana tugas harian Direktur Eksekutif AAJI mengatakan, hal ini disinyalir karena adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana semakin melebarnya jumlah masyarakat golongan menengah.
"Saat ini Investasi sudah merupakan gaya hidup dan masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya proteksi. Dan unit link merupakan pilihan favorit dikarenakan produk tersebut memberikan fleksibilitas dalam hal proteksi dan investasi," ujar Togar kepada KONTAN Jumat (11/6).
Sedangkan Andri mengatakan produk unitlink biasanya merupakan produk utama di negara-negara dengan tingkat bunga yang tinggi dan inflasi yang tinggi. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa nasabah mengharapkan produk unitlink tersebut bisa "mengalahkan inflasi" dengan hasil investasi sesuai dengan kondisi pasar keuangan sementara produk tradisional biasanya tidak akan menawarkan jaminan jangka panjang yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News