Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi global yang semakin tidak menentu membuat nasabah tajir menggeser portofolio ke instrumen investasi jangka pendek. Kendati demikian, dana kelolaan alias asset under management (AUM) wealth management perbankan tetap tumbuh optimal.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk misalnya mencatatkan jumlah nasabah wealth management BRI tumbuh lebih dari 13% year to date (YtD) per Juni 2022. Ini membuat AUM nasabah tajir BRI tumbuh 10% YtD di enam bulan pertama 2022.
“Belum terdapat perubahan signifikan tren investasi nasabah BRI Prioritas. Terlihat tren investasi saat ini mulai beralih pada penempatan investasi dengan tenor pendek,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan.co.id pada Selasa (12/7).
Ia memproyeksi jumlah nasabah BRI Prioritas bisa tumbuh signifikan lebih dari 15% di sepanjang 2022. Sebab investor baru terus meningkat hingga 8% (YtD) dan rekening dana nasabah (RDN) baru tumbuh hingga 143% (YtD) pada periode bulan Juni 2022.
Baca Juga: Fintech Alami Gandeng 165 BPRS, Perluas Jangkauan Pembiayaan Channeling
BRI pun terus mengakselerasi kinerja wealth management melalui “Sinergi BRI Group Untuk Negeri” untuk memperkuat edukasi terkait pentingnya perencanaan keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat.
BRI juga berupaya menumbuhkan aset melalui berbagai produk dan layanan yang lengkap berupa BRI Private, BRI Prioritas, Investasi BRI maupun perlindungan keuangan dengan proteksi melalui bancassurance BRI.
Melalui strategi tersebut, diharapkan masyarakat makin sadar akan pentingnya mempersiapkan kebutuhan masa depan, baik dari segi peningkatan nilai finansial maupun proteksi terpenuhi melalui seluruh produk konvensional dan non konvensional BRI.
Di sisi lain, perbankan juga optimis bisnis wealth management tetap tumbuh optimal di sepanjang 2022. Berbagai upaya dilakukan termasuk mengoptimalkan layanan digital. Bank Mandiri misalnya, melihat tren AUM masih memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi ke depannya.
SPV Wealth Management Bank Mandiri Sista Pravesthi bilang ini didukung oleh channel online melalui Livin' Investasi dan basis potensi investor yang masih sangat besar.
Baca Juga: Pertumbuhan Penyaluran Kredit Mulai Kalahkan Penempatan Dana Bank di SBN
Oleh sebab itu, Bank Mandiri memproyeksi pertumbuhan AUM 10% hingga 15% di sepanjang 2022. Sista menyatakan tren alokasi pemilihan investasi saat ini lebih mengarah ke produk investasi dengan risiko yang lebih rendah.
Juga durasi yang lebih pendek walaupun juga terdapat tren pertumbuhan pada produk investasi berbasis saham atau reksadana saham.
“Pertumbuhan nasabah prioritas naik 6% year on year (yoy) per Mei 2022 dengan potensi akuisisi nasabah yang masih cukup besar. Sedangkan AUM Bank Mandiri dapat tumbuh 10% YoY per Juni 2022 walaupun dalam kondisi pasar yang cukup tertekan,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada Selasa (12/7).
Guna mencapai target itu, Bank Mandiri akan mendorong pertumbuhan bisnis melalui lini channel baru Livin' Investasi, mengakuisisi potensi nasabah Bank Mandiri sebagai investor baru yang masih sangat besar. Juga serta dengan memberikan layanan dan varian produk investasi yang inovatif dan solutif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News