Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki awal tahun, kualitas kredit perbankan makin terjaga. Dengan begitu kualitas kredit perbankan makin sehat dan diperkirakan akan berlanjut sampai akhir 2022.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPL perbankan per Februari 2021 secara gross di level 3,08%. Posisi tersebut mengalami penurunan dari bulan sebelumnya dan secara tahunan. Pada Februari 2021, NPL gross ada di level 3,21%.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto mengatakan, penurunan NPL perbankan disebabkan dua faktor.
Pertama, terdapat perbaikan kinerja debitur seiring membaiknya aktivitas ekonomi dan penurunan kasus Covid-19. "Kedua, pertumbuhan kredit mulai meningkat dan posisi Februari di kisaran 6,33% didorong permintaan kredit di sektor riil yang mulai tumbuh. Bahkan kredit modal kerja juga tumbuh hingga 7,5%," kata Anung, Senin (11/4).
Baca Juga: GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Jadi Emiten Decacorn Pertama di ASEAN
Anung memperkirakan kualitas perbankan akan terjaga sampai akhir tahun, asalkan kredit terus tumbuh, aktivitas ekonomi terus berjalan serta kasus pandemi ikut turun. Ditambah lagi, kinerja debitur juga membaik.
"Hal ini tercermin dari terus menurunnya outstanding kredit restrukturisasi. Maka NPL diproyeksi akan menurun atau mengalami perbaikan," jelas Anung.
Sejalan dengan itu, restrukturisasi kredit sejumlah bank juga turun dan kualitas kredit makin sehat. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) misalnya, berhasil memperbaiki kualitas kredit para nasabah.
Oleh karena itu, BNI akan terus fokus untuk menurunkan rasio loan at risk (LAR) khususnya untuk portfolio restrukturisasi terkait covid-19.
Direktur Manajemen Risiko BNI, David Pirzada bilang, sebagian besar sudah dalam level risiko rendah. "Kami akan terus upayakan untuk di unflag dan kembali membayar bunga komersial dan menjadi normal kembali," ujar David.
Baca Juga: Fokus Turunkan LAR, BNI Targetkan NPL di Bawah 3% pada Pengujung 2022