kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Industri Keuangan Non Bank Pesta Laba, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?


Kamis, 27 April 2023 / 16:17 WIB
Emiten Industri Keuangan Non Bank Pesta Laba, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
ILUSTRASI. Sejumlah emiten Industri Keuangan Non Bank (IKNB) mencatatkan kenaikan laba yang signifikan dalam tiga bulan pertama tahun ini.pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten Industri Keuangan Non Bank (IKNB) mencatatkan kenaikan laba yang signifikan dalam tiga bulan pertama tahun ini. Bahkan, ada yang mencatat laba tumbuh di atas 100% di periode kuartal I-2023.

Ada enam emiten IKNB yang telah melaporkan kinerja keuangannya, di antaranya dua dari perusahaan multifinance dan empat dari perusahaan asuransi. Sementara yang tidak mencatat pertumbuhan laba hanya satu perusahaan yaitu PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG).

Dari semua emiten tersebut, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) menjadi emiten yang pertumbuhannya sangat signifikan. Anak usaha dari Bank Panin ini membukukan laba senilai Rp 105,08 miliar atau naik 6.508% secara tahunan.

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengungkapkan bahwa kenaikan tersebut didorong oleh dua hal yaitu pendapatan yang naik serta kualitas kredit yang membaik.

Baca Juga: Multifinance Catat Penjualan Kendaraan Listrik Naik di Kuartal I-2023

“Dimana kuartal pertama 2022, CFIN lebih konservatif dan di kuartal pertama 2023 pencadangan kita sesuaikan dengan kebijakan atau regulator,” ujar Harjanto.

Hanya saja, laba tersebut sedikit terhambat oleh beban bunga dan beban pembiayaan lainnya yang masih mengalami peningkatan sekitar 27,24% menjadi Rp 51,65 miliar. Sebagai perbandingan, beban tersebut di tahun lalu senilai Rp 40,59 miliar.

“Memang karena kenaikan suku bunga saat itu. Melihat kondisi saat ini kenaikan suku bunga sudah tidak besar lagi,” tambahnya.

Sejalan dengan kinerja laba yang cukup signifikan tersebut, harga saham dari CFIN berada di area hijau sepanjang 2 hari terakhir pasca pengumuman kinerja saat libur lebaran pekan lalu. Secara year to date, sahamnya telah naik hingga lebih dari 40%.

Meski demikian, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji mengatakan bahwa harga CFIN telah terbilang overbought. Sehingga, pihaknya melihat bahwa ada risiko tinggi jika mengoleksi saham tersebut sekarang.

“Saat ini harganya sudah ada di pucuk jadi hati-hati kalau ada kenaikan signifikan nanti dibanting harganya. Ini sudah pernah terjadi di CFIN pada Oktober tahun lalu,” ujar Nafan.

Selain CFIN, ada juga PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) yang membukukan peningkatan kinerja signifikan di kuartal pertama 2023 dengan laba naik hingga 1200% menjadi Rp 924 miliar.

Presiden Direktur TUGU Tatang Nurhidayat bilang kinerja perseroan yang tercatat saati masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Oleh karenanya, pihaknya fokus untuk melanjutkan stabilitas kinerja yang telah baik ini agar terus berkesinambungan,

“Kami optimis bahwa laba di penutupan tahun 2023 kiranya dapat lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujar Tatang.

Baca Juga: Lebaran Telah Usai, Kredit Macet Membayangi Bisnis Multifinance

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya bakal mengimplementasi beberapa strategi, antara lain penguatan bisnis korporasi, melanjutkan pengembangan bisnis retail, inovasi produk dan channel distribution untuk penetrasi pasar UMKM dan BUMN.

Sedikit berbeda dengan CFIN, harga TUGU sempat mengalami penurunan pada hari pertama setelah libur lebaran dengan turun 2,95%, namun menjelang penutupan perdagangan Rabu (27/4), sahamnya naik 7,83% menjadi 2480.

“TUGU ini masih berkutat disitu-situ saja dan belum berhasil mencatatkan all time high sebelumnya pada 12 September 2022 di level 3490,” ujar Nafan.

Secara umum, Nafan melihat memang kinerja positif, baik itu multifinance maupun asuransi memang sedang dalam periode membaik sejalan dengan pemulihan ekonomi yang saat ini terjadi. Kenaikan sahamnya dinilai hanya sentimen sementara sebagai wujud apresiasi.

Oleh karenanya, ia menilai saham-saham IKNB ini memang belum semenarik saham-saham perbankan. Ia bilang saham-saham bank lebih terlihat memiliki tren yang terus naik dalam beberapa tahun.

“Tren tersebut yang membuat saham perbankan lebih menarik bagi investor untuk jangka panjang karena kapitalisasinya juga besar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×