Reporter: Roy Franedya | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Meningkatkan permodalan dan mengamankan likuiditas menjadi kewajiban bank untuk mempertahankan bisnis. Di sepanjang sisa tahun ini, ada empat bank yang berencana menjaring dana segar. Mereka adalah Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Saudara, Bank CIMB Niaga, dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
Bank BTN berencana menggelar rights issue dengan melepas 1,51 miliar saham baru. Dengan harga Rp 1.620 per saham, BTN diperkirakan meraup dana segar sebesar Rp 2,45 triliun.
Adapun Bank Saudara berencana menerbitkan utang junior atau subdebt sebesar Rp 100 miliar untuk meningkatkan modal tier II (modal pendukung).
Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, menjelaskan pihaknya sedang mengevaluasi laporan keuangan Juni agar rights issue bisa berlangsung Oktober. "Kami juga akan meminta persetujuan Komisi XI DPR RI setelah masa reses berakhir. Sebelumnya kami mendapat izin dari Komisi VI DPR," ujarnya pekan lalu.
Direktur Utama Bank Saudara, Yanto M Purbo, menegaskan perlunya penambahan permodalan di tengah gesitnya penyaluran kredit. "Tahun ini dan tahun depan, bank pasti meningkatkan penyaluran kredit. Permintaan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia," tambahnya.
Optimistis diserap
Pada semester dua ini Bank CIMB Niaga, Bank BTPN dan Bank Saudara juga berencana meningkatkan likuiditas dengan menerbitkan obligasi. CIMB Niaga berencana menerbitkan obligasi Rp 2 triliun, BTPN maksimal Rp 1 triliun dan Bank Saudara Rp 200 miliar.
BTPN telah menunjuk Danareksa Sekuritas, Indopremier Securities, Standard Chartered Securities Indonesia dan NISP Sekuritas sebagai penjamin emisi. Sedangkan CIMB Niaga menunjuk CIMB Securities. Adapun Bank Saudara akan melakukan beauty contest untuk memilih penjamin emisi.
Direktur Keuangan BTPN, Arief Harris Tandjung, mengatakan obligasi akan meningkatkan amunisi dana jangka panjang, sebab selama ini dana masyarakat bersifat jangka pendek. Obligasi BTPN yang sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sejak tahun lalu ini akan bertenor tiga sampai lima tahun.
CIMB Niaga akan menggunakan seluruh dana obligasi untuk menunjang penyaluran kredit dan menurunkan rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR). "Juni ini LDR kami sudah berada di level 96,55%," kata Direktur Utama Bank CIMB Niaga, Arwin Rasyid.
Iqbal optimistis, investor akan menyerap semua surat utang dan saham meski ketidakpastian perekonomian global masih menghantui. "Mereka tidak mempunyai tempat lain untuk menempatkan dananya yang semenarik Indonesia," terang Iqbal.
Nantinya, aksi korporasi BTN akan meningkatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dari 14% menjadi 18%. Sementara CAR Bank Saudara naik dari 14% menjadi 16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News