kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fee Based Income (FBI) bank melaju kencang


Sabtu, 26 Oktober 2019 / 18:12 WIB
Fee Based Income (FBI) bank melaju kencang
ILUSTRASI. JAKARTA,23/07-PAPARAN KINERJA BNI. (Ki-ka) Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi, Direktur Human Capital dan Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah, Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan BNI Angg


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

Setali tiga uang, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) pun mencatatkan pertumbuhan fee based income cukup bagus. Pada kuartal III 2019, bank ini membukukan pendapatan fee dan komisi sebesar Rp 9,74 triliun atau tumbuh 13,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hingga akhir tahun, BRI mematok target FBI tumbuh sekitar 12%-14%. Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, pertumbuhan itu akan digenjot lewat transaksi berbasis fee seperti trade finance dari segmen korporasi. " Lalu dari e-channel yang tidak hanya bersumber dari fee ATM, mobile/internet banking melainkan juga dari 390.000 agen Brilink yang dimiliki BRI," katanya.

FBI bank berkode emiten BBRI ini terutama ditopang dari fee yang berkaitan dengan trade finance dan bisnis internasional yang tercatat tumbuh paling tinggi yakni 24,7% yoy menjadi 1,25 triliun serta fee yang berkaitan dengan e-channel yang tumbuh 24,5% yoy menjadi Rp 2,97 triliun.

Baca Juga: Ini strategi bisnis BRI dan BNI di periode kedua pemerintahan Jokowi

Fee dari non e-channel tumbuh 19,5% jadi Rp 638 miliar, fee kartu kredit tumbuh 11,6% menjadi Rp 202 miliar, administrasi deposito tumbuh 2,7% menjadi Rp 2,99 triliun, dan dari lain-lain tumbuh 4,7%.

Transaksi e-channel banking BRI memang terus meningkat terutama lewat internet banking dan mobile banking tumbuh sangat signifikan dimana yang masing-masing tumbuh 124,6% menjadi 865,2 juta transaksi dan 25,7% menjadi 285 juta transaksi per September 2019. Sedangkan transaksi ATM hanya naik 4,4% jadi 1,71 miliar.

PT Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk juga menorehkan pertumbuhan FBI sebesar 15,8% yoy menjadi Rp 425 miliar. Pertumbuhannya tersebut jauh lebih tinggi dari kuartal III 2018 yang hanya tercatat naik 9,26% yoy.

Baca Juga: Alhamdulillah, kinerja Bank Syariah masih positif di kuartal III 2019

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur mengatakan, pertumbuhan FBI tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
"FBI kami didominasi oleh biaya administrasi DPK dan kredit,"ungkapnya.

Hingga akhir tahun, Bank Jatim menargetkan pendapatan non bunga tumbuh sekitar 12%. Untuk mencapai itu, bank daerah ini akan terus berupaya menggenjot kredit serta penghimpunan DPK terutama giro dan tabungan. Perseroan juga akan meningkatkan transaksi e-channel dan menjalin kerjasama dengan fintech.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×