kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

FIF bidik pertumbuhan pembiayaan elektronik 50%


Selasa, 07 Mei 2013 / 14:19 WIB
FIF bidik pertumbuhan pembiayaan elektronik 50%
ILUSTRASI. Anjing Peliharaan Sering Melolong pada Malam Hari? Mungkin Ini Alasannya


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Federal International Finance Spektra (FIF Spektra) menargetkan pembiayaan elektronik tahun ini tumbuh 50%. Manajemen FIF berani memasang target tinggi, lantaran banyak produkĀ  elektronik dan peralatan rumah tangga (home appliances) yang baru meluncur. Selain itu, masyarakat sedang gemar-gemarnya mengganti TV tabung dengan TV LCD.

Darwan Tirtayasa, Direktur Utama FIF Spektra, optimistis bakal menggapai target tersebut, jika melihat kinerja pembiayaan selama April lalu yang menembus rekor Rp 200 miliar. "Semester kedua dapat tumbuh lebih besar seiring keluarnya produk elektronik baru," kata Darwan.

Sampai akhir tahun nanti, FIF Spektra menargetkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 3 triliun, tumbuh 50%. Hingga kuartal I-2013, pembiayaan (outstanding) mencapai Rp 740 miliar, tumbuh 16%. Kontribusinya, sebanyak 17% berasal dari home appliance. Sedangkan 83% dari pembiayaan elektronik.

Demi mengejar target, FIF Spektra tidak hanya mengandalkan 8 juta konsumen FIF Group. Mereka juga mulai menyasar pasar ritel dengan menawarkan kredit elektronik lewat mobile display. Saat ini, ada sekitar 100 unit mobil FIF Spektra yang membawa barang-barang, seperti mesin cuci, AC hingga televisi di titik-titik keramaian seperti pusat perbelanjaan hingga kantor kelurahan.

Meski menjajakan produk secara ritel, FIF tetap menomorsatukan kehati-hatian agar kualitas kredit selalu terjaga. Darwan mengatakan, pihaknya menjaga kehati-hatian dengan memberikan kredit hanya kepada debitur yang berpenghasilan tetap. "Risiko kredit elektronik tinggi. Sekali macet maka ketika dijual harganya langsung jatuh," kata Darwan. Saat ini, angka non- performing loan (NPL) FIF Spektra di kisaran 2%.

Di sisi pendanaan, FIF Spektra mengandalkan 85% sumber pendanaan dari perbankan. Darwan mengatakan, hingga akhir tahun nanti pendanaan FIF Spektra berasal dari empat perbankan. Sisanya, 10%-15% berasal dari modal FIF Spektra sendiri.

Suhartono, Direktur Utama FIF Group, mengatakan FIF Spektra akan menjadi pelengkapĀ  nasabah FIF. "Jika kebutuhan dasar, yakni memiliki kendaraan terpenuhi. Maka ada potensi lain dari elektronik karena itu pembiayaan Spektra sebagai cara menjaring debitur kami yang sudah ada," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×