kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

FIF cari dana Rp 23 triliun untuk kebutuhan tahun depan


Selasa, 20 September 2011 / 20:28 WIB
FIF cari dana Rp 23 triliun untuk kebutuhan tahun depan
ILUSTRASI. Sepeda lipat Pacific Pithon sudah beredar di pasaran.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perusahaan pembiayaan sepeda motor merk Honda, PT Federal International Finance (FIF) sudah ambil ancang-ancang untuk tahun depan. FIF sedang giat-giatnya mencari pinjaman perbankan untuk menutup kebutuhan dana tahun depan sebanyak Rp 23 triliun.

Presiden Direktur FIF Suhartono menyebut, angka tersebut dihitung berdasarkan proyeksi konservatif tumbuh 10% - 15% di atas kebutuhan dana tahun ini, yaitu Rp 20 triliun.

Suhartono mengaku, sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah bank luar negeri, antara lain Jepang dan Hongkong. "Biasanya November kami sudah mulai roadshow. Jadi, Januari sudah ada keputusan," kata Suhartono, Selasa (20/9).

Suhartono menjelaskan, ada empat sumber dana yang bisa digunakan perusahaannya, yaitu ekuitas, joint financing, pinjaman perbankan, dan obligasi. Porsi ekuitas antara 20% - 25%, sedangkan joint financing dan pinjaman perbankan masing-masing 30%.

Obligasi dijadikan opsi untuk mendapat dana murah kalau kondisi pasar modal sedang bagus. Suhartono sudah memastikan akan menerbitkan obligasi tahun depan, namun nilainya belum ditentukan dan tergantung market.

Direktur Pemasaran FIF Hendry Christian Wong optimistis pembiayaan sampai akhir tahun bisa menembus Rp 21 triliun. Angka ini di atas target yang ditetapkan, yaitu Rp 20 triliun. Optimisme itu didasarkan pada penyaluran pembiayaan per Agustus yang sudah mencapai Rp 13,19 triliun, atau meningkat 22,2% dari periode yang sama tahun lalu. Sekedar catatan, realisasi pembiayaan tahun lalu senilai Rp 16,96 triliun.

Padahal, pembiayaan di kuartal tiga dan empat diperkirakan menurun. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi barang secondary setelah lebaran cenderung redup. "Orang lebih suka menunggu peralihan tahun untuk membuat Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)," tambah Hendry.

Meskipun pembiayaan meningkat, namun laba bersih FIF per Agustus hanya naik tipis, dari Rp 790,2 miliar menjadi Rp 790,4 miliar. Non performing loan (NPL) stabil di kisaran 1,55%. Suhartono mengakui penurunan bunga kredit, tingginya biaya operasional akibat pembukaan cabang baru, dan ketatnya kompetisi antara perusahaan pembiayaan menekan laba.

"Bisa bertahan saja sudah bagus. Yang penting, aset tumbuh," kilah Suhartono. Per Agustus, FIF membukukan aset on balance sheet Rp 16,2 triliun. Suhartono berharap aset bisa terus tumbuh hingga Rp 16,8 triliun sampai akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×