Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Handoyo .
Sementara itu, sebelumnya Bank juga sudah menggandeng Fintech untuk menekan penyaluran KUR. kerja sama tersebut telah berhasil membuat biaya yang harus dikeluarkan bank untuk menyalurkan dan menagih kredit menjadi lebih murah.
Sebab, bank tak perlu mengeluarkan ongkos transportasi yang mahal untuk mendatangi krediturnya. NPL diklaim juga rendah. "Secara logika bisa demikian. Nanti kita pantau bersama kalau sudah ada realisasinya,"katanya.
Adapun penyaluran KUR dari Januari sampai Juli 2019 sudah tersalurkan Rp 88,68 triliun dari total plafon KUR yang terdistribusi ke 43 Penyalur KUR sebesar Rp 139, 5 Triliun. Angka tersebut baru sebagian Penyalur yang melaporkan. Komite Kebijakan menetapkan target Rp 140 Triliun tahun 2019.
"Jadi masih ada spare plafon bagi Penyalur KUR baru atau tambahan plafon bagi Penyalur KUR yang lama,"jelasnya.
Baca Juga: Ini harga penawaran right issue BRI Agro
Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede mengatakan, sebagian dari penyelenggara fintech lending khususnya produktif sudah mempersiapkan secara teknologi dan model bisnis.
"Fintech lending menyediakan teknologi platform antara pemerintah via institusi keuangan dengan masyarakat dalam suatu ekosistem. Jadi tidak secara langsung sebagai penyalur,"Jelas Tumbur Pardede kepada Kontan.co.id, kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).
Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengakui perusahaan Untuk program KUR dan Bansos saat ini belum berjalan. "Tentunya kami mendukung program pemerintah termasuk KUR," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).
Baca Juga: Perkuat digitalisasi, Askrindo luncurkan portal baru dan fitur digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News