Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending GandengTangan menyampaikan pangsa pasar segmen mikro dan ultra mikro masih begitu besar dan masih memiliki prospek cerah.
Chief Operating Officer GandengTangan Darul Syahdanul mengatakan sektor itu masih memiliki banyak hambatan untuk mengakses pembiayaan, misalnya terkait agunan, model usaha, skema pembayaran, dan lainnya. Dengan demikian, GandengTangan mencoba untuk berfokus di segmen tersebut sejak berdiri pada 2015.
"Sejak berdiri hingga saat ini, portofolio di Gandengtangan didominasi oleh pinjaman mikro dan ultra mikro dengan jumlah borrower 27.000 lebih pelaku usaha," katanya kepada Kontan, Senin (21/4).
Baca Juga: OJK Rancang Aturan Soal Rapat Umum Lender, Ini Respon GandengTangan
Untuk menjangkau sektor mikro dan ultra mikro secara luas, Darul berpendapat dibutuhkan kolaborasi yang kuat dengan beberapa ekosistem pendukung. Hal tersebut yang diimplementasikan GandengTangan sehingga mampu menekan biaya operasional dan mengurangi risiko pembiayaan yang akan timbul.
"Oleh karena itu, sejak 2023, kami juga sangat terbuka dengan berbagai kerja sama dengan platform lain, khususnya untuk menjangkau pangsa pinjaman mikro dan sektor produktif lainnya," tuturnya.
Sebagai informasi, berdasarkan situs resmi perusahaan, GandengTangan telah membukukan akumulasi pinjaman sejak berdiri sampai saat ini sebesar Rp 649 miliar. Adapun Tingkat Keberhasilan Bayar atau TKB90 GandengTangan tercatat berada di level 96,67%.
Selanjutnya: PLTU Dilarang Beroperasi Lebih dari 2050, PLN akan Kebut Dua Jenis Pembangkit EBT Ini
Menarik Dibaca: 8 Warna Cat Terbaru 2025 yang Bikin Rumah Modern Minimalis Makin Adem dan Elegan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News