Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pemain fintech peer to peer (P2P) lending menunda ekspansi tahun ini sampai pandemi corona (Covid-19) mereda. Meski demikian, penundaan ekspansi tersebuat diperkirakan tidak akan pengaruhi bisnis fintech.
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut, penundaan ekspansi bisnis merupakan suatu tindakan wajar di tengah perekonomian global dan domestik yang tertekan akibat corona.
Kepala Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede menekankan, tidak semua penyelenggara menunda ekspansi karena mereka punya strategi bisnis masing-masing.
Baca Juga: Bisnis fintech syariah terganggu wabah corona
“Bisa saja tetap ekspansi ke daerah baru tapi menyesuaikan segmen peminjam maupun pemberi dana (lender). Terbukti, ada penyelenggara yang mampu meningkatkan pinjaman yang berarti kepercayaan para lender terhadap platform dan profil peminjamnya semakin baik,” kata Tumbur kepada Kontan.co.id, Kamis (2/4).
Terkait dampak penundaan terhadap peminjaman fintech, menurut Tumbur baru bisa terlihat satu hingga dua bulan ke depan. Walaupun begitu, secara industri jumlah penyaluran pinjaman fintech terus menunjukkan peningkatan sehingga asosiasi belum berniat merevisi target 2020.
“Pada hakikatnya industri fintech lending pasti tidak kehilangan peminjam karena pasar yang digarap adalah peminjam unbanked dan underserved dan ini potensinya masih besar,” jelasnya.
Apalagi masing-masing fintech lending selalu berinovasi dalam meningkatkan kemampuan mesin kecerdasan buatan (AI) guna menyeleksi, memitigasi risiko serta menganalisis kelayakan pinjaman untuk diajukan kepada para lender di masing-masing perusahaan.