Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Ambil contoh saja, UangTeman mencatatkan peningkatan pinjaman per Maret 2020 sekitar 30%-40% dari bulan sebelumnya.
CEO UangTeman Aidil Zulkifli mengungkapkan, dalam seminggu perusahaan menerima pengajuan pinjaman lebih dari Rp 12 miliar.
“Jadi tidak semua kami setujui, karena UangTeman harus lebih hati-hati. Apakah mereka layak mendapatkan pinjaman,” ungkapnya.
Kenaikan pinjaman berbanding terbalik dengan rencana ekspansi perusahaan. UangTeman terpaksa menunda sejumlah rencana ekspansi untuk meredam dampak bisnis terhadap penyebaran corona, seperti ekspansi pasar ke Filipina yang masih menunggu izin dari otoritas setempat.
Baca Juga: Upaya Modalku antisipasi dampak Covid-19 ke bisnis P2P lending
“Ekspansi ke Filipina kami tunda karena krisis corona, penundaan ini sampai kapan, nanti kami buat keputusan sesuai strategi perusahaan,” terangnya.
Selain ekspansi ke Filipina, UangTeman juga menunda peluncuran produk syariah dan memilih fokus mengembangkan bisnis yang sudah ada. Sambil memantau perkembangan bisnis di tengah kriris ekonomi dan hal ini juga berlaku dengan industri fintech lain.
Senada, Akseleran menunda ekspansi sampai dua hingga tiga bulan ke depan. CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyebut, rencana ekspansi ke daerah, ekspansi sumber daya manusia (SDM) serta peluncuran produk baru mesti ditunda sampai corona mereda.
“Kami menunda ekspansi ke Surabaya, Samarinda, Balikpapan, Medan dan Semarang. Jadi kami sudah punya tim di sana dan bisnis sudah jalan tapi sekarang tidak menambah orang dulu,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News