kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fintech lending tunda ekspansi bisnis hingga corona mereda


Kamis, 02 April 2020 / 17:13 WIB
Fintech lending tunda ekspansi bisnis hingga corona mereda
ILUSTRASI. aplikasi?fintech financial technology teknologi finansial tekfin Akseleran


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pemain fintech peer to peer (P2P) lending menunda ekspansi tahun ini sampai pandemi corona (Covid-19) mereda. Meski demikian, penundaan ekspansi tersebuat diperkirakan tidak akan pengaruhi bisnis fintech.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut, penundaan ekspansi bisnis merupakan suatu tindakan wajar di tengah perekonomian global dan domestik yang tertekan akibat corona. 

Kepala Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede menekankan, tidak semua penyelenggara menunda ekspansi karena mereka punya strategi bisnis masing-masing.

Baca Juga: Bisnis fintech syariah terganggu wabah corona

“Bisa saja tetap ekspansi ke daerah baru tapi menyesuaikan segmen peminjam maupun pemberi dana (lender). Terbukti, ada penyelenggara yang mampu meningkatkan pinjaman yang berarti kepercayaan para lender terhadap platform dan profil peminjamnya semakin baik,” kata Tumbur kepada Kontan.co.id, Kamis (2/4).

Terkait dampak penundaan terhadap peminjaman fintech, menurut Tumbur baru bisa terlihat satu hingga dua bulan ke depan. Walaupun begitu, secara industri jumlah penyaluran pinjaman fintech terus menunjukkan peningkatan sehingga asosiasi belum berniat merevisi target 2020.

“Pada hakikatnya industri fintech lending pasti tidak kehilangan peminjam karena pasar yang digarap adalah peminjam unbanked dan underserved dan ini potensinya masih besar,” jelasnya.

Apalagi masing-masing fintech lending selalu berinovasi dalam meningkatkan kemampuan mesin kecerdasan buatan (AI) guna menyeleksi, memitigasi risiko serta menganalisis kelayakan pinjaman untuk diajukan kepada para lender di masing-masing perusahaan.

Ambil contoh saja, UangTeman mencatatkan peningkatan pinjaman per Maret 2020 sekitar 30%-40% dari bulan sebelumnya. 

CEO UangTeman Aidil Zulkifli mengungkapkan, dalam seminggu perusahaan menerima pengajuan pinjaman lebih dari Rp 12 miliar.

“Jadi tidak semua kami setujui, karena UangTeman harus lebih hati-hati. Apakah mereka layak mendapatkan pinjaman,” ungkapnya.

Kenaikan pinjaman berbanding terbalik dengan rencana ekspansi perusahaan. UangTeman terpaksa menunda sejumlah rencana ekspansi untuk meredam dampak bisnis terhadap penyebaran corona, seperti ekspansi pasar ke Filipina yang masih menunggu izin dari otoritas setempat.

Baca Juga: Upaya Modalku antisipasi dampak Covid-19 ke bisnis P2P lending

“Ekspansi ke Filipina kami tunda karena krisis corona, penundaan ini sampai kapan, nanti kami buat keputusan sesuai strategi perusahaan,” terangnya.

Selain ekspansi ke Filipina, UangTeman juga menunda peluncuran produk syariah dan memilih fokus mengembangkan bisnis yang sudah ada. Sambil memantau perkembangan bisnis di tengah kriris ekonomi dan hal ini juga berlaku dengan industri fintech lain.

Senada, Akseleran menunda ekspansi sampai dua hingga tiga bulan ke depan. CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyebut, rencana ekspansi ke daerah, ekspansi sumber daya manusia (SDM) serta peluncuran produk baru mesti ditunda sampai corona mereda.

“Kami menunda ekspansi ke Surabaya, Samarinda, Balikpapan, Medan dan Semarang. Jadi kami sudah punya tim di sana dan bisnis sudah jalan tapi sekarang tidak menambah orang dulu,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×