kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fintech pembayaran dan pinjaman tumbuh


Selasa, 20 Februari 2018 / 13:23 WIB
Fintech pembayaran dan pinjaman tumbuh
ILUSTRASI. Ilustrasi Fintech


Reporter: Umi Kulsum, Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pelaku industri teknologi finansial (tekfin) atau financial technology (fintech) pembayaran masih mendominasi dibanding sektor bisnis tekfin yang lain. Tak hanya itu, perkembangan bisnis tekfin pembayaran pun diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dibanding jenis lainnya.

Data Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menyebut dari 235 perusahaan tekfin, 39% berjenis tekfin payment. Ajisatria Suleiman, Direktur Aftech mengatakan, industri tekfin masih menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik di tahun 2017. Hal ini didukung regulasi yang memberikan kepastian industri, hingga tingkat literasi keuangan yang membaik, terutama bagi kelompok milenial.

Ajisatria memperkirakan, jenis tekfin yang berkembang cukup pesat adalah tekfin payment. Hal ini sejalan dengan konsolidasi dan sinergi yang dilakukan oleh para pelaku usaha yang memadukan bisnis dengan layanan pembayaran yang lebih eksklusif.

Selain tekfin pembayaran, jenis tekfin lain yang berpotensi tumbuh adalah sektor pinjam-meminjam atau peer to peer (P2P) lending. Jika ditilik dari jumlah perusahaan yang terdaftar di OJK sudah ada 32 tekfin P2P.

Tak hanya itu, jumlah penyaluran pembiayaan perusahaan tekfin telah mencapai Rp 2,56 triliun hingga akhir 2017. Angka ini naik delapan kali lipa. Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, sampai akhir 2017, jumlah pemberi pinjaman melalui skema P2P telah meningkat 602,7% dibandingkan akhir 2016 menjadi 100.940 orang.

Selain dari dua bisnis tersebut, jenis tekfin yang lain juga berasal dari sektor market provisioning 11%, manajemen investasi 11%, insurtech  4%, dan equity capital raising 3%. Beragamnya jenis tekfin ini lantaran menjawab kebutuhan dari target pasar terbesar. Pasar terbesar tekfin adalah kelompok milenial alias berusia 25-35 tahun, dengan pendapatan Rp 5 juta-Rp 15 juta per bulan dan memiliki bekal literasi digital baik.

Perkembangan bisnis ini diakui oleh PT Investree Radhika Jaya. Jumlah pengunjung dan bertransaksi di Investree naik 40%. Co Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, jumlah pengunjung situs Investree sepanjang tahun lalu 230.000 kunjungan per bulan. Sebanyak 10% melakukan transaksi dalam bentuk sign up (mendaftar) sebagai lender, borrower maupun agen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×