Reporter: Dyah Megasari |
HONG KONG. Fitch Ratings memberikan outlook stabil bagi industri asuransi non jiwa di Indonesia. Indikator yang menjadi pertimbangan Fitch adalah pertumbuhan ekonomi domestik yang sesuai target, permintaan produk asuransi yang berkelanjutan dan diterbitkannya peraturan persyaratan modal.
Pada periode 2010-2011 industri asuransi telah mengalami gelombang merger besar-besaran. Ini merupakan respons atas aturan modal yang ditetapkan regulator. Merger dan akuisisi diharapkan masih akan terjadi mengingat banyak perusahaan asuransi yang kekurangan modal.
Pendapatan premi industri diprediksi akan terus tumbuh didorong oleh daya beli masyarakat yang lebih besar sekaligus meningkatnya kesadaran akan risiko. Indonesia, sebagai negara keempat dengan penduduk terpadat masih menyediakan pangsa pasar yang besar. Sebab, belum semua pasar tergarap. Hal inilah yang menjadi potensi pertumbuhan bisnis asuransi.
"Tidak seperti negara-negara tetangga di Asia lainnya seperti Korea dan Taiwan, asuransi Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh penurunan nilai investasi," ulas Wan Wai Siew, Direktur Senior bidang asuransi di Fitch.
Namun Fitch menggarisbawahi faktor risiko yang dihadapi oleh industri. Di antaranya adalah ekposur bencana yang cukup tinggi karena wilayah Indonesia rawan bencana. Oleh sebab itu, industri harus bisa mengelola manajemen risiko ini mengingat dampak bencana akan sangat mempengaruhi kinerja asuransi.
Meskipun kondisi ekonomi global melambat, Fitch belum melihat dampaknya pada perusahaan asuransi secara langsung. Namun jika imbas itu mulai muncul, maka perusahaan rating ini tak akan ragu memangkas outlook asuransi Indonesia menjadi negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News