Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA.Untuk mencetak hasil maksimal, sejak awal 2012, PT Bank Mega Tbk (MEGA) memfokuskan diri pada penyaluran kredit sektor SME (Small Medium Enterprises) atau usaha kecil menengah (UKM). Tak heran jika akhirnya pertumbuhan di sektor ini mengalami lonjakan signifikan dibandingkan kredit komersial dan korporasi yang malah menurun di sepanjang semester 1 2012.
"Kami fokus di SME karena sektor ini lebih tahan guncangan ekonomi," ungkap Presiden Direktur Bank Mega J.B Kendarto di Jakarta, Kamis (2/8) malam.
Sebagai catatan saja, pada enam bulan pertama 2012, penyaluran kredit Bank Mega ke sektor SME naik menjadi Rp 6,7 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 2,4 triliun. Sedangkan sektor korporasi turun dari Rp 9,8 triliun menjadi Rp 8,1 triliun di akhir Juni lalu. Kredit sektor komersial pun mengalami penurunan menjadi Rp 3,3 triliun dari Rp 3,5 triliun di semester 1 2011 lalu.
Kredit sektor cilik ini juga terkenal mendatangkan net interest margin (NIM) yang sedap. Jika di semester 1 2011, NIM Bank Mega hanya 4,56%, di akhir Juni lalu NIM bank milik pengusaha media, Chairul Tanjung ini melambung ke 7%. Bank Mega berniat menjaga NIM tersebut di kisaran 5,37% hingga akhir 2012.
Selain mengubah haluan dalam penyaluran kredit, Bank Mega juga berencana menyeimbangkan posisi dana pihak ketiga (DPK) yang dimiliki perusahaannya. "Kami kedepannya berencana membuat perbandingan antara giro dan tabungan dibandingkan deposito itu 52% banding 48%," ujar Kendarto.
Hingga Juni lalu, jumlah deposito yang berada di Bank Mega mencapai Rp 24,7 triliun dan hingga akhir tahun ditargetkan mencapai Rp 25,5 triliun. Sementara untuk giro dan tabungan dalam periode tersebut berada di posisi Rp 10,6 triliun dan Rp 13,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News