kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gandeng bank asing, PT SMI teken sindikasi senilai US$ 700 juta


Kamis, 10 September 2020 / 17:49 WIB
Gandeng bank asing, PT SMI teken sindikasi senilai US$ 700 juta
ILUSTRASI. Stan PT Sarana Multi Infrastruktur atau SMI (Persero)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Sindikasi senilai US$ 700 juta atau setara Rp 10,26 triliun. 

Fasilitas ini merupakan pinjaman sindikasi offshore terbesar yang diperoleh PT SMI dari mitra perbankan yang berasal dari Indonesia, Singapura, Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. Proses perolehan fasilitas didukung oleh beberapa Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (MLAB) yang terdiri dari MUFG Bank Ltd, United Overseas Bank (UOB), Standard Chartered Bank, Bank of China (Hong Kong), dan CTBC Bank Co., Ltd. 

Ini merupakan pinjaman sindikasi kedua yang diperoleh PT SMI, setelah yang pertama sebesar US$ 175 juta yang diperoleh PT SMI pada 2014. 

Seremoni penandatanganan perjanjian pinjaman sindikasi ini dihadiri oleh Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad, bersama perwakilan MLAB di Hotel Kempinski, Jakarta (10/9) yang juga disaksikan para peserta sindikasi dan jurnalis secara virtual. 

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani bagikan piutang kepada Pemerintah Daerah, ini skemanya

Edwin Syahruzad dalam sambutannya menyatakan, pihaknya mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh mitra perbankan asing dan semua pihak yang bekerja untuk terlaksananya perjanjian pinjaman sindikasi terbesar yang pernah dibukukan oleh institusi ini. 
“Perjanjian ini menjadi cerminan bahwa PT SMI berhasil menjadi entitas dengan reputasi yang baik. Perjanjian ini juga menjadi sinyal bahwa sektor pembangunan infrastruktur memiliki daya tahan atau resilience sehingga akan terus menjadi sektor strategis di tanah air, meskipun di tengah ancaman resesi ekonomi. 
Harapan kami, keberlanjutan pembangunan infrastruktur dapat menjadi pemicu untuk membangun kembali perekonomian pada fase recovery dari pandemi,” ujarnya dalam Video Conference di Jakarta, Kamis (10/9).

Target awal pinjaman adalah sebesar US$ 500 juta dengan opsi greenshoe sebesar US$ 200 juta. Dengan permintaan yang tinggi, PT SMI berhasil mendapatkan total pinjaman sindikasi senilai US$ 700 juta meskipun di tengah kondisi pelemahan ekonomi karena pandemi COVID-19. 

Adapun rencana penggunaan dana pinjaman sindikasi ini adalah untuk refinancing dan memenuhi kebutuhan pembiayaan baru yang diperuntukkan bagi pembangunan proyek-proyek infrastruktur, sehingga struktur asset liability management perusahaan akan menjadi lebih baik dan sehat. 

Berbagai proyek yang telah difasilitasi PT SMI dari berbagai sektor telah memberikan multiplier effect yang besar. Hingga Juli 2020, PT SMI mampu memberikan efek pengganda hingga 6,79 kali dari total komitmen dan 22,22 kali dari modal disetor. 

Hal tersebut sejalan dengan visi PT SMI dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur di Indonesia dengan fasilitas pembiayaan yang kreatif dan inovatif dan memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat di Indonesia. 

Dalam situasi perekonomian saat ini, PT SMI kembali membuktikan performanya dalam menarik investor asing ke dalam sektor infrastruktur. Dengan total aset Rp 79,8 triliun dan total ekuitas Rp 37 triliun, total nilai proyek yang dibiayai oleh PT SMI hingga Juli 2020 mencapai Rp 678,16 triliun dengan total komitmen Rp 99,9 triliun dan total outstanding Rp 65,8 triliun. Hal ini membuktikan bahwa sektor infrastruktur adalah asset class yang sangat diminati.

PT SMI telah menghimpun dana dari berbagai sumber yang berasal dari pasar modal, perbankan, dan institusi internasional. Sejak 2014, PT SMI aktif menerbitkan obligasi dan mendapat respon yang baik dan beberapa kali oversubscribed, baik dari investor lokal maupun asing. 

Dengan total obligasi yang diterbitkan mencapai Rp 29 triliun, PT SMI menjadi emiten dengan outstanding obligasi korporasi terbesar ke 4 di Indonesia. 
Dari total obligasi outstanding sebesar Rp 23 triliun, 20% diantaranya dimiliki oleh investor asing sehingga menegaskan kepercayaan investor terhadap Indonesia sangat tinggi, khususnya pada PT SMI dan sektor infrastruktur. 

Baca Juga: SMI memiliki obligasi jatuh tempo Rp 886 miliar, Pefindo menetapkan peringkat idAAA

Kepercayaan investor kepada PT SMI tidak lepas dari peringkat korporasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat lokal dan internasional. Dengan peringkat idAAA (stable outlook) yang disandang PT SMI, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai dampak Covid-19 terhadap industri pembiayaan infrastruktur moderat. 

Selaras dengan periode sebelumnya, di bulan Mei 2020 PT SMI secara konsisten meraih rating BBB dan AAA (idn) pada level internasional (stable outlook) dari Fitch Ratings.

Hal ini membuktikan bahwa PT SMI memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang, serta selalu berupaya mempertahankan kinerja yang baik dan terus berinovasi untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan.

Selanjutnya: Sarana Multi Infrastruktur menawarkan obligasi dengan bunga hingga 8%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×