kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Gara-gara corona, perbankan ramai-ramai koreksi target laba


Senin, 27 April 2020 / 16:58 WIB
Gara-gara corona, perbankan ramai-ramai koreksi target laba
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di Bank Central Asia (BCA) BSD Tangerang Selatan, Jumat (3/4). Pandemi Covid-19 dipastikan bikin pertumbuhan laba perbankan tahun ini negatif./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/03/04/2020.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 dipastikan bikin pertumbuhan laba perbankan tahun ini negatif. Pelonggaran restrukturisasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga bikin perlambatan laba akan terjadi hingga 2021.

“Tahun ini pasti laba akan negatif, sepertinya tidak akan ada bank yang labanya akan tumbuh,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja kepada Kontan.co.id, Senin (27/4).

Baca Juga: Bantu perangi COVID-19, BCA sudah salurkan Rp 12 miliar

Dari laporan keuangan per Februari, pertumbuhan laba perseroan sejatinya masih cukup baik senilai Rp 4,33 triliun dengan pertumbuhan 13,69% (yoy).

Sementara mengutip riset Banking Analyst Team BCA Sekuritas, 14 April 2020 penurunan laba akan terjadi lebih dalam hingga menuju negatif dibandingkan akhir tahun lalu.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya diprediksi bakal mencatat laba senilai Rp 26,66 triliun hingga akhir tahun ini. Jika dibandingkan laba tahun lalu senilai Rp 34,41 triliun maka laba bank terbesar di tanah air ini bisa merosot hingga 22,50%.

“Pertumbuhan laba tahun ini pasti akan berpengaruh, tapi kami belum bisa sampaikan saat ini. Nanti pertengahan Mei kami juga baru akan memaparkan kinerja kuartal I-2020,” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo kepada Kontan.co.id, Senin (27/4).

Baca Juga: Antisipasi kredit macet, 111 fintech laporkan daftar peminjam ke Fintech Data Center

Dua bank pelat merah lain yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga diprediksi bakal mengalami penggerusan laba cukup dalam.

Bank Mandiri tahun ini ditaksir meraih laba Rp 21,68 triliun, menurun 21,09% (yoy) dibandingkan realisasi tahun lalu senilai Rp 27,48 triliun. Sementara BNI diproyeksi meraih laba Rp 11,34 triliun, menurun 26,26% (yoy) dibandingkan tahun lalu Rp 15,38 triliun.

“Perlu dicatat, dari jajaran empat bank besar, BNI menghadapi risiko paling tinggi karena besarnya eksposur kredit korporasi, hampir mencapai 51% dari total kreditnya senilai Rp 556 triliun. Sementara Bank Mandiri berada di urutan selanjutnya dengan eksposur segmen korporasi mencapai 40% dari total kreditnya,” papar BCA Sekuritas.

Segmen korporasi diprediksi akan menjadi pemberat utama beban perbankan, mengingat adanya di segmen UMKM ada kebijakan relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Segmen korporat juga dinilai akan jadi sumber utama peningkatan non perfomrming loan (NPL) yang diprediksi Tim akan meningkat hingga 3,8% hingga akhir 2020.

Baca Juga: Beri keringanan pada pengemudi Gojek, begini aturan yang ditetapkan BCA Finance

Seiring peningkatan kredit macet, rasio pencadangan juga diprediksi bakal merosot tajam. Ini yang bikin beban bakal perbankan meningkat, sementara pertumbuhan kredit diprediksi cuma tumbuh 5,25 (yoy) hingga akhir tahun. Melambat dibandingkan pertumbuhan 2019 sebesar 7,1% (yoy).

Tak cuma jajaran bank papan atas, koreksi target pertumbuhan laba juga dilakukan bank papan tengah. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) bahkan diprediksi akan menjadi bank yang mengalami penggerusan laba paling besar, dari Rp 4,07 triliun pada 2019 menjadi menjadi Rp 87 miliar tahun ini, merosot hingga 97,86% (yoy)

“Soal laba, silakan tunggu beberapa hari ke depan. Kami akan mengumumkan kinerja kuartal I-2020,” kata Direktur Kredit Bank Danamon Dadi Budiana kepada Kontan.co.id.

Laba tahun berjalan perseroan memang sudah tercatat negatif 8,97% (yoy), dari Rp 599,28 miliar pada Februari 2019 menjadi Rp 545,47 miliar pada Februari 2020.

Baca Juga: Ekonom: Di tengah pandemi, beban bunga bank berpotensi naik

“Kami masih mempelajari pengaruh Covid-19 terhadap laba sejauh ini, meskipun sudah pasti akan berdampak, semoga tidak besar,” kata Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk (BNLI) Darwin Wibowo kepada Kontan.co.id.

Meski tipis, Bank Permata juga diprediksi bakal mengalami penurunan laba dari realisasi Rp 1,50 triliun tahun lalu menjadi Rp 1,23 triliun akhir tahun ini dengan penurunan 17,8% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×