Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
“Perlu dicatat, dari jajaran empat bank besar, BNI menghadapi risiko paling tinggi karena besarnya eksposur kredit korporasi, hampir mencapai 51% dari total kreditnya senilai Rp 556 triliun. Sementara Bank Mandiri berada di urutan selanjutnya dengan eksposur segmen korporasi mencapai 40% dari total kreditnya,” papar BCA Sekuritas.
Segmen korporasi diprediksi akan menjadi pemberat utama beban perbankan, mengingat adanya di segmen UMKM ada kebijakan relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Segmen korporat juga dinilai akan jadi sumber utama peningkatan non perfomrming loan (NPL) yang diprediksi Tim akan meningkat hingga 3,8% hingga akhir 2020.
Baca Juga: Beri keringanan pada pengemudi Gojek, begini aturan yang ditetapkan BCA Finance
Seiring peningkatan kredit macet, rasio pencadangan juga diprediksi bakal merosot tajam. Ini yang bikin beban bakal perbankan meningkat, sementara pertumbuhan kredit diprediksi cuma tumbuh 5,25 (yoy) hingga akhir tahun. Melambat dibandingkan pertumbuhan 2019 sebesar 7,1% (yoy).
Tak cuma jajaran bank papan atas, koreksi target pertumbuhan laba juga dilakukan bank papan tengah. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) bahkan diprediksi akan menjadi bank yang mengalami penggerusan laba paling besar, dari Rp 4,07 triliun pada 2019 menjadi menjadi Rp 87 miliar tahun ini, merosot hingga 97,86% (yoy)
“Soal laba, silakan tunggu beberapa hari ke depan. Kami akan mengumumkan kinerja kuartal I-2020,” kata Direktur Kredit Bank Danamon Dadi Budiana kepada Kontan.co.id.
Laba tahun berjalan perseroan memang sudah tercatat negatif 8,97% (yoy), dari Rp 599,28 miliar pada Februari 2019 menjadi Rp 545,47 miliar pada Februari 2020.
Baca Juga: Ekonom: Di tengah pandemi, beban bunga bank berpotensi naik
“Kami masih mempelajari pengaruh Covid-19 terhadap laba sejauh ini, meskipun sudah pasti akan berdampak, semoga tidak besar,” kata Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk (BNLI) Darwin Wibowo kepada Kontan.co.id.
Meski tipis, Bank Permata juga diprediksi bakal mengalami penurunan laba dari realisasi Rp 1,50 triliun tahun lalu menjadi Rp 1,23 triliun akhir tahun ini dengan penurunan 17,8% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News