kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara corona, premi asuransi umum tahun ini bisa ambles hingga 30%


Jumat, 12 Juni 2020 / 19:36 WIB
Gara-gara corona, premi asuransi umum tahun ini bisa ambles hingga 30%
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan banner asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Jakarta, Rabu (10/6). Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset Industri Keungan Non Bank (IKNB) pada Maret 2020 mencapai Rp 2,490 triliun. Jum


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia termasuk bisnis asuransi umum. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) telah melakukan stress test dampak Covid-19 terhadap pendapatan premi industri sepanjang tahun 2020.

Wakil Ketua Bidang Statistik dan Penelitian AAUI Trinita Situmeang menyatakan pendapatan premi asuransi umum bisa turun 15% hingga 25% dibandingkan 2019 lalu. Sebelumnya, pada akhir 2019, asosiasi memproyeksi bisnis bisa tumbuh 17%, sayangnya Covid-19 menghambat harapan ini.

Baca Juga: Ini jadwal pembagian dividen Asuransi Dayin Mitra (ASDM) sebesar Rp 14,98 miliar

“Proyeksi pertumbuhan kami lakukan studi di asosiasi dan pertimbangkan angka-angka yang ada, kami proyeksi hingga akhir tahun pendapatan premi turun 15% hingga 25%. Namun dalam keadaan terburuk bisa turun 30% dibandingkan 2019. Karena akan terjadi penurunan signifikan di lini yang menjadi penopang asuransi umum,” ujar Trinita dalam videoconference pada Jumat (12/6).

Sepanjang 2019 lalu, asuransi umum mampu meraup pendapatan premi senilai Rp 79,71 triliun. Nilai itu tumbuh 14,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 69,85 triliun.

Adapun hingga saat ini lini bisnis yang menjadi penopang bisnis asuransi ialah kendaraan bermotor menyumbang 25,1%, properti 22,3%, asuransi kredit sebesar 13,6%, dan kecelakaan diri dan kesehatan sebanyak 13,2%. Bila ditotalkan keempat lini bisnis menyumbang 74,2% dari total premi asuransi umum sepanjang kuartal 1-2020.

Baca Juga: Lini asuransi properti turun, premi asuransi umum cuma naik 0,4% di kuartal I

“Keempat-keempat ini bisa turun sepanjang pandemi, beberapa lini bisnis tersebut sudah turun seperti properti sudah turun 5,2%. Asuransi kredit juga perlu diwaspadai karena bisa meningkat akibat pandemi. Nah penurunan di keempat bisnis ini lah yang bisa menggerakan penurunan asuransi umum sepanjang 2020,” tambah Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe.

Adapun pendapatan premi asuransi umum hingga Maret 2020 senilai Rp 19,84 triliun. Nilai itu hanya tumbuh 0,4% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Maret 2019 senilai Rp 19,76 triliun.

Baca Juga: Jasindo catat pendapatan premi dari asuransi nelayan Rp 779,3 juta

Berikut rincian kinerja lini bisnis asuransi umum sepanjang kuartal 1-2020:
1. Properti mengalami penurunan 5,2% yoy dari Rp 4,66 triliun menjadi Rp 4,42 triliun hingga Maret 2020.
2. Kendaraan bermotor tumbuh 4,9% yoy dari Rp 4,74 triliun menjadi Rp 4,97 triliun hingga Maret 2020.
3. Marine Cargo mengalami penurunan 3,4% yoy dari Rp 1,18 triliun menjadi Rp 1,14 triliun hingga Maret 2020.
4. Marine Hull tumbuh 29,9% yoy dari Rp 451,73 miliar menjadi Rp 586,99 miliar hingga Maret 2020.
5. Aviation dan Satelite tumbuh 114,2% yoy dari Rp 97,70 miliar menjadi Rp 209,27 miliar hingga Maret 2020.
6. Energi tumbuh 49,5% yoy dari Rp 77,27 miliar menjadi Rp 115,55 miliar hingga Maret 2020.
7. Liability tumbuh 4,5% yoy dari Rp 842,46 miliar menjadi Rp 880,37 miliar hingga Maret 2020.
8. Kecelakaan diri dan kesehatan tumbuh 8,9% yoy dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,61 triliun hingga Maret 2020.
9. Asuransi kredit mengalami penurunan 15,5% yoy dari Rp 3,19 triliun menjadi Rp 2,7 triliun hingga Maret 2020.
10. Suretyship mengalami penurunan -22.5% yoy dari Rp 446,94 miliar menjadi Rp 346,28 miliar hingga Maret 2020.
11. Aneka tumbuh 3,2% yoy dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,14 triliun hingga Maret 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×