kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,79   7,33   0.80%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot pembiayaan syariah, multifinance tambah kantor cabang baru


Selasa, 14 Januari 2020 / 19:38 WIB
Genjot pembiayaan syariah, multifinance tambah kantor cabang baru


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemain multifinance telah menyiapkan strategi untuk menggenjot pembiayaan syariah pada tahun ini, salah satunya menambah jumlah kantor cabang baru di kota-kota di Indonesia.

Ambil contoh saja, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) berencana menambah lima kantor cabang baru tahun ini. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, total kantor cabang syariah pada 2019 sebanyak 40 kantor cabang syariah.

Baca Juga: OJK berniat naikan modal minimum multifinance, ini kata APPI

“Kami upayakan tahun ini agar bisnis syariah bisa tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan,” kata Made kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Sepanjang 2020, emiten multifinance ini menargetkan pembiayaan syariah bisa melebihi Rp 2,5 triliun. Salah satu produk syariah Adira Finance adalah pembiayaan paket umrah mulai dari harga sekitar Rp 800 ribu.

Sama dengan Adira Finance, PT Mandiri Utama Finance (MUF) juga menambah kantor cabang baru. Presiden Direktur MUF Stanley Setia Atmadja menyatakan akan menambah 8 kantor cabang syariah baru menjadi 11 cabang di 2020.

Baca Juga: Siap-siap, OJK akan kembali tingkatkan kewajiban modal inti multifinance

Walaupun kantor cabang bertambah, tapi target pembiayaan syariah masih sama dengan tahun 2018 yakni Rp 100 miliar. Alasannya, pembangunan kantor cabang dilakukan secara bertahap dan memerlukan kesiapan sehingga dampaknya belum bisa terasa secara langsung.

Pembiayaan syariah multifinance diperkirakan masih melambat sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat dari penurunan kinerja pembiayaan syariah industri multifinance. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai November 2019, pembiayaan syariah secara industri turun 18,77% menjadi Rp 16,14 triliun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan, tren pembiayaan konvensional maupun syariah cenderung melambat karena mengetatnya tingkat likuiditas perusahaan.

Baca Juga: Tahun 2019, MTF menyalurkan pembiayaan sektor UMKM capai Rp 3,994 triliun

Jadi ketika konvensional tertekan, pembiayaan syariah juga kena getahnya.

Meski demikian, ia tetap berharap pembiayaan syariah tetap tumbuh walaupun porsinya secara industri masih kecil. Kehadiran pemain baru seperti PT Federal Internasional Finance (FIF Finance) berpotensi menopang bisnis Syariah di 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×