Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Cigna dan Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI) berkolaborasi mengadakan seminar bertemakan asuransi jiwa dan kesehatan yang diadakan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Pada acara ini, sekitar 120 pialang dari 90 perusahaan pialang asuransi dan reasuransi di Indonesia hadir sebagai bagian dari proses pelatihan dan sertifikasi yang harus mereka ikuti.
Dalam seminar ini, partisipan mendapatkan edukasi yang dapat membantu memahami industri asuransi kesehatan dan jiwa dengan lebih baik dan mengasah kemampuan mereka dalam menawarkan solusi perlindungan bagi para nasabah.
Baca Juga: LPEI biayai Bukaka ekspor garbarata senilai US$ 7,5 juta ke Thailand
Seminar yang bertemakan “Global Individual Private Medical Insurance to Enable Sustainable Healthcare” (Asuransi Kesehatan Global bagi Individu untuk Mendukung Keberlanjutan Layanan Kesehatan) ini membahas sejumlah topik menarik, di antaranya dukungan industri asuransi terhadap keberlangsungan layanan kesehatan di Indonesia; serta manajemen stres bagi nasabah individu maupun klien korporasi yang ingin meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Phil Reynolds, President Director & CEO, Cigna mengungkapkan antusiasmenya bekerja sama dengan APARI dalam mengadakan seminar ini. “Sejak kami meluncurkan produk Global Individual Private Medical Insurance pada tahun 2017, Cigna telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan Pialang Asuransi yang ada di Indonesia,” kata dia.
“Kolaborasi ini memungkinkan kami untuk mendukung APARI dalam menyediakan salah satu sesi edukasi terbaik untuk program Continous Professional Development (CPD) yang mereka miliki, dan pada akhirnya, dapat mendorong komitmen kedua organisasi dalam membantu pemerintah meningkatkan inklusi Asuransi di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Bambang Suseno, Ketua Umum APARI mengungkapkan peran signifikan yang dimiliki oleh pialang asuransi dalam membantu memenuhi kebutuhan perlindungan bagi nasabah.
“Para pialang asuransi dapat menyediakan layanan yang memberikan nilai tambah dan manfaat untuk kepentingan nasabah, mulai dari layanan konsultasi hingga keperantaraan dan penanganan klaim dalam konteks advokatif bagi klien,” ujar Bambang.
Baca Juga: Ini strategi bisnis BRI dan BNI di periode kedua pemerintahan Jokowi
“Advokasi ini memungkinkan nasabah untuk memilih solusi perlindungan asuransi terbaik yang sesuai dengan prioritas dan kebutuhan mereka,” lanjutnya.
Dalam seminar ini, Cigna juga memaparkan kampanye teranyarnya terkait manajemen stres yang berjudul ‘#SeeStressDifferently’. Dalam presentasi ini, Ray Bond, Head of GIPMI Distribution Asia Pacific Cigna International Markets, mengungkapkan korelasi antara stres dan penyakit fisik.
“Stres kronis merupakan kontributor utama terhadap penyakit-penyakit kritis seperti diabetes, jantung dan kanker. Kampanye ini memungkinkan masyarakat untuk mencari tahu level stres mereka dan membuat rencana yang baik untuk mengatasinya,” ujarnya Ray.
Melalui kampanye ‘#SeeStressDifferently’, Cigna mengajak masyarakat untuk mengetahui tingkat stres mereka serta mencari cara terbaik untuk mengatasi stres tersebut melalui PLAN: Periode waktu istirahat, Lokasi untuk rekreasi, Aktivitas di luar rutinitas, dan Nama orang yang dipercaya untuk berbagi
Di sisi lain, Ketua Perkumpulan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) Rosa Christiana Ginting menilai potensi bisnis asuransi kesehatan di Indonesia masih sangat besar. Meski ada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berlaku di Indonesia.
Menurut Rosa, tidak semua individu merasa terpuaskan oleh layanan JKN. Di antaranya adalah kalangan menengah ke atas yang menginginkan kepuasan yang lebih terkait dengan pelayanan kesehatan.
Baca Juga: Kredit Bisa Melambat, Prospek Perbankan Tetap Stabil
Masyarakat menengah ke atas, terutama segmen high nett worth disebutnya tak ragu untuk membeli asuransi kesehatan swasta asal bisa mendapatkan kenyamanan yang lebih untuk urusan perawatan kesehatan.
“Inilah yang menjadi potensi pasar yang harus bisa dimanfaatkan oleh industri asuransi swasta,” ungkap Rosa.
Untuk itu, dia bilang pelaku industri asuransi swasta harus bisa lebih cermat menyasar segmen ini. Di antaranya dengan meracik produk asuransi kesehatan yang tak cuma baik, tapi juga mudah didapat oleh pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News