kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot renminbi, HSBC perbanyak produk


Rabu, 10 Oktober 2012 / 17:35 WIB
Genjot renminbi, HSBC perbanyak produk
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembaungunan rumah di salah satu perumahan di Tangerang, Selasa (15/6)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/06/2021.


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. HSBC Indonesia bakal menggenjot transaksi renminbi. Salah satu caranya adalah dengan menelurkan banyak produk dalam mata uang milik China tersebut.

Beberapa produk yang ditawarkan antara lain berbentuk Letter of Credit (L/C), bancassurance, deposito dan giro.

“Sebelumnya kami sempat mengeluarkan L/C import dalam bentuk renminbi tahun lalu," kata Head of Global Trade and Receivables Finance HSBC Indonesia Nirmala Salli, Rabu (10/10). Walaupun produk yang telah dikeluarkan HSBC Indonesia ini sudah lengkap untuk memfasilitasi ekspor impor yang terjadi antara Indonesia dan China, namun realisasi transaksi dinilai masih sangat kecil.

"Sepertinya para pelaku usaha di sini masih cenderung menunggu. Karena itu mereka (eksportir Indonesia) perlu banyak edukasi," jelasnya. Edukasi yang dilakukan ini agar mempersiapkan pengusaha untuk menghadapi perdagangan global 2015 mendatang, di mana diperkirakan renminbi menjadi alat pembayaran ketiga terbesar setelah dollar AS dan euro.

Lagi pula menurut Nirmala, pangsa pasar ekspor impor antara Indonesia dan China cukup besar. Ekspor impor non migas antara kedua negara ini di 2011 lalu mencapai US$ 45 miliar, dan di semester 1 lalu tercatat sudah sebesar US$ 26 miliar. "Dalam jangka panjang, kalau kami bisa memfasilitasi dari 10% transaksi itu saja sudah sangat bagus," ujar Nirmala.

Kendala lain yang dihadapi HSBC Indonesia dalam pengembangan untuk deposito yang ditawarkan dalam bentuk renminbi adalah bunga yang masih 0%. "Kalau ada yang mendapatkan dana dalam renminbi dan mereka mau simpan di kami ya bisa. Tapi bunganya masih 0% dikarenakan memang permintaan renminbi saat ini cenderung tidak ada. Jadi ya dananya cuma mengendap saja," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×