kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.945   0,00   0,00%
  • IDX 7.327   130,75   1,82%
  • KOMPAS100 1.120   21,42   1,95%
  • LQ45 884   14,25   1,64%
  • ISSI 223   3,07   1,39%
  • IDX30 452   7,34   1,65%
  • IDXHIDIV20 542   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,15   1,70%
  • IDXV30 131   2,15   1,67%
  • IDXQ30 150   2,26   1,53%

Great Eastern Optimistis Pendapatan Premi Industri Bisa Tumbuh Sesuai Proyeksi AAUI


Selasa, 03 Desember 2024 / 19:13 WIB
Great Eastern Optimistis Pendapatan Premi Industri Bisa Tumbuh Sesuai Proyeksi AAUI
ILUSTRASI. Marketing Director Great Eastern General Insurance Indonesia, Linggawati Tok. PT Great Eastern General Insurance Indonesia optimistis pendapatan premi industri bisa mencapai angka proyeksi seperti yang disampaikan AAUI.?


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksikan pertumbuhan premi industri asuransi umum bisa mencapai 10%–15% pada akhir tahun ini. Mengenai hal itu, PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) optimistis pendapatan premi industri bisa mencapai angka proyeksi seperti yang disampaikan AAUI.

Marketing Director Great Eastern General Insurance Indonesia Linggawati Tok mengatakan optimisme itu dipicu kinerja industri hingga kuartal III-2024 yang berhasil mencapai pertumbuhan premi sebesar 14,5% Year on Year (YoY).

Selain itu, dia bilang pihaknya juga melihat tahun ini merupakan tahun recovery pascapandemi Covid-19, yang mana pemerintah juga optimistis dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

"Oleh karena itu, GEGI percaya dengan potensi pertumbuhan 10-15% sampai akhir 2024," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (3/12).

Meskipun diselimuti optimisme, Linggawati tak memungkiri ada sejumlah tantangan yang masih dihadapi industri asuransi umum hingga saat ini. Hal itu berpotensi dapat menghambat pertumbuhan premi industri.

Baca Juga: Pendapatan Premi Asuransi Umum Tumbuh Dobel Digit per Kuartal III-2024

Dia bilang salah satunya, masih adanya konflik global, termasuk konflik Timur-Tengah dan Rusia, yang juga berdampak pada perkembangan asuransi pengangkutan. Sebab, kondisi itu membuat kegiatan ekspor dan impor terganggu.

"Selain itu, kondisi bisnis untuk beberapa sektor juga mengalami penurunan, seperti tekstil yang mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar," tuturnya.

Linggawati menambahkan adanya kebijakan pemerintah tentang kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% juga menjadi tantangan bagi industri. Walaupun tidak berdampak langsung pada premi asuransi, dia menyebut hal itu berpengaruh pada perekonomian, yang mana bisa membuat daya beli masyarakat menurun. Imbasnya, dapat memengaruhi perkembangan industri asuransi di Indonesia.

Sampai November 2024, Linggawati menyampaikan pendapatan premi perusahaan meningkat 22,7%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lini bisnis asuransi properti memakan porsi 54% terhadap total premi perusahaan. Adapun asuransi properti mengalami peningkatan sebesar 14% per November 2024.

Sementara itu, Linggawati menargetkan pendapatan premi GEGI pada tahun depan dapat tumbuh sebesar sebesar 15%, dibandingkan pencapaian pada 2024. Untuk menggenjot pertumbuhan pada tahun depan, dia bilang GEGI akan berfokus pada kelas bisnis sektor Small Medium Enterprise (SME) dan retail yang didukung oleh jalur distribusi utama perusahaan, yaitu keageanan, broker, bancassurance, serta digital affinity. 

Baca Juga: Jasindo Catatkan Kinerja Positif Asuransi Energi Onshore dan Offshore

Selanjutnya: Bluebird Perkuat Surabaya Jadi Kota Strategis, Pertumbuhan & Mobilitas Berkelanjutan

Menarik Dibaca: Dorong Industri Film Lokal Berkembang, Netflix dan JAFF Gelar REEL LIFE Film Camp

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×