Reporter: Wahyu Tri Rahmawati |
JAKARTA. Asuransi Wuwungan tidak akan terdepak dari bisnis asuransi umum setelah kedatangan investor baru. Grup Batavia bulan lalu menyuntik modal ke Asuransi modal lewat pembelian saham baru.
Grup Batavia menyuntik modal hingga Rp 60,42 miliar. Dengan tambahan modal ini, Asuransi Wuwungan mencapai modal disetor Rp 70 miliar. Rinciannya, Rp 42,92 miliar atau 61,31% dari total modal disetor berasal dari PT Batavia Prosperindo Internasional, dan Rp 17,5 miliar atau 25% dari modal disetor berasal dari PT Batavia Prosperindo Finance. "Suntikan modal sudah dilakukan di bulan Juni lalu," kata Direktur Batavia Prosperindo Finance Markus Dinarto Pranoto, Selasa (19/7).
Suntikan modal grup Batavia ini tentu saja membuat porsi saham pemilik lama menciut. Tercatat pemilik lama Rudy Alexander Wuwungan memiliki 8% saham Asuransi Wuwungan. Sisanya merupakan pemegang dengan kepemilikan saham kurang dari 5% pasca suntikan modal. Markus mengatakan Batavia Prosperindo Finance dan Batavia Prosperindo Internasional mendanai suntikan modal ini dari dana internal.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sudah menyetujui perubahan kepemilikan saham dan modal disetor Asuransi Wuwungan tanggal 15 Juli 2011. Penambahan modal ini akan membuat Asuransi Wuwungan aman dari ketentuan modal minimal asuransi hingga Desember 2012 yang mengharuskan perusahaan asuransi memiliki modal sendiri Rp 70 miliar.
Nah, setelah memiliki perusahaan asuransi sendiri, Batavia Finance tentu saja berniat mensinergikan bisnis pembiayaan dengan asuransi kerugian. "Kalau sudah punya perusahaan asuransi tentu kami akan memakai perusahaan asuransi grup di pembiayaan," kata Markus. Selama ini Batavia Finance bekerjasama dengan lima perusahaan asuransi untuk bisnis pembiayaan mobil.
Untuk rencana bisnis, belanja modal, dan pengurus, Markus mengatakan masih perlu menunggu Rapat Umum Pemegang Saham.
Tahun ini, Batavia Finance menargetkan pembiayaan Rp 725 miliar. Hingga pertengahan tahun, Batavia mencatat booking Rp 300 miliar, tumbuh 11,4% dari Juni tahun lalu. Sementara laba tak bergerak jauh dari tahun lalu karena persaingan yang makin ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News