kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GWM dipangkas, ini proyeksi bankir terkait suku bunga kredit


Senin, 25 November 2019 / 21:45 WIB
GWM dipangkas, ini proyeksi bankir terkait suku bunga kredit
ILUSTRASI. BI Turunkan GWM ?? Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbicara saat jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (20/6). Untuk menambah ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi, BI memutuskan untuk menurunkan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga kredit di tanah air masih tinggi. Padahal sepanjang tahun ini, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan empat kali sebesar 1% ke level 5%.

Di samping itu, BI juga telah melakukan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM). Setelah memangkas 50 basis poin pada Juni 2019 lalu, BI kembali memangkas GWM 0,5% yang akan mulai berlaku efektif pada 2 Januari 2020. Ini akan menambah likuiditas perbankan yang bisa menambah ruang untuk penurunan suku bunga.

Baca Juga: BI longgarkan GWM, ada dampaknya ke perbankan?

Pelaku industri perbankan mengaku sudah mulai melakukan penyesuaian bunga kredit. Namun, penyesuaian tersebut tidak bisa serta merta sebesar penurunan bunga acuan karena perbankan jugaa harus melakukan penyesuaian dengan biaya dana.

Wakil Ketua Perbanas Tigor Siahaan mengatakan, penyesuaian suku bunga acuan terhadap bunga kredit bank tidak bisa serta merta dilakukan. Menurutnya, transmisi BI rate ke pasar membutuhkan jangka waktu sekitar enam sampai sembilan bulan.

Penyesuaian suku bunga itu harus memperhatikan kondisi pasar, salah satunya terkait dengan biaya dana. "Ini terkait dengan bunga deposito, kalau belum turun, sulit turunkan bunga kredit," ujar Tigor di Jakarta, Senin (25/11).

Baca Juga: Bankir berharap pelonggaran GWM bisa bantu mendorong kredit dan redam persaingan DPK

Jangka waktu deposito juga beragam. Ada mulai dari tiga bulan hingga satu taun, sehingga bank harus menanggung biaya dana sampai jatuh tempo. Itu sebabnya, lanjut Presiden Direktur CIMB Niaga itu, bank tidak bisa langsung menurunkan suku bunga kredit.

Sementara CIMB Niaga klaim Tigor sudah melakukan penyesuaian bunga kredit secara bertahap. Penyesuaian juga dilakukan tergantung jenis kreditnya.

Panji Irawan, Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, penyebab transmigrasi suku bunga acuan ke pasar lama lantaran likuiditas di pasar sedang ketat. Bank berebut likuiditas untuk menjaga LDR. "Kalau likuiditas terpenuhi, biasanya persaingan akan berkurang," jelasnya.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham perbankan usai BI menurunkan GMW

Adapun Bank Mandiri, menurut Panji, sudah melakukan penyesuaian suku bunga sekitar 20 basis poin untuk kredit dan DPK lantaran biaya dana perseroan sudah mulai turun sejalan dengan fokusnya menjaring dana murah.

Panji memastikan, bunga kredit Bank Mandiri tahun depan akan turun. Begitu deposito dengan bunga mahal jatuh tempo, perusahaan sudah bisa menurunkan bunga kredit mengikuti pasar. Hanya saja, dia tidak menyebut berapa penyesuaian yang akan dilakukan.

Nixon Napitupulu, Direktur BTN mengatakan, transmisi suku bunga acuan ke bunga kredit butuh waktu lama karena deposito juga memiliki jangka waktu rata-rata 3-6 bulan dan kondisi likuiditas di pasar juga tengah ketat.

Baca Juga: BI menurunkan GWM, begini rekomendasi saham perbankan

"Bunga kredit BTN sudah turun 25 basis poin, Kami akan turunkan bunga kredit secara bertahap karena deposito tidak bisa langsung turun, tunggu jatuh tempo dulu terutama yang 3-6 bulan." ujar Nixon.

Sementara Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria mengatakan, penurunan suku bunga kredit tergantung biaya dana dan ketergantungan likuiditas.

Dia melihat tantangan likuiditas masih besar karena persaingan tidak hanya dengan sesama bank, tetapi juga bersaing dengan pemerintah dan fintech.

Baca Juga: Pangkas GWM, BI Ingin Memompa Likuiditas Perbankan

Menurutnya, pelonggaran GWM yang dilakukan BI sebesar 50 basis poin tidak akan signifikan dalam melonggarkan likuiditas. "Tambahan Rp 25 triliun dari pelonggaran itu dibagi dengan banyak bank, sangat kecil," ujarnya.

Meski begitu, Maybank sudah menurunkan suku bunga sekitar 25 -50 basis poin sepanjang tahun ini. Taswin bilang, penurunan terutama terjadi pada segmen korporasi.

Adapun BRI juga telah mulai melakukan penyesuaian bunga kredit. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengungkapkan, pihaknya sudah menurunkan bunga kredit sekitar 25 basis poin tahun ini.

Baca Juga: BI turunkan GWM rupiah, langkah antisipatif guna menstimulus pertumbuhan ekonomi

Dari pelonggaran GWM yang mulai berlaku tahun depan, BRI akan mendapatkan tambahan likuiditas sekitar Rp 4 triliun sehingga ruang bank ini menurunkan bunga kredit bisa lebih cepat.

Sedangkan Citibank disebut telah memangkas bunga kredit sebesar 1% tahun ini. "Transmisi suku bunga kami ingin secepatnya. Sudah turun 1% karena kita heavy di institusional," ungkap Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×