Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren perkembangan digital makin pesat. Hal ini diyakini bakal ikut mempengaruhi industri asuransi jiwa.
Merespons hal ini, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) akan menggelar kegiatan Digital and Risk Management in Insurance (DRiM). Inisiatif ini bertujuan mencari jalan untuk mengimbangi cepatnya perkembangan teknologi digital, khususnya dalam hubungan perusahaan dengan konsumen, percepatan ragam proses bisnis, dan penyebaran informasi.
Ketua AAJI Hendrisman Rahim bilang, fenomena perkembangan teknologi digital sudah tidak dapat disikapi oleh industri dengan reaktif. Teknologi tidak hanya mengubah perilaku individu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, namun juga mengubah perilaku pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya.
"Melalui kegiatan ini, AAJI mendorong para pelaku industri asuransi jiwa agar lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi, termasuk dalam hal manajemen risiko yang juga harus terus dikembangkan," katanya, Rabu (24/1).
Ketua Panitia DRiM Christine Setyabudi menambahkan, acara DRiM merupakan kegiatan perdana atas inisiasi AAJI dan para pelaku industri asuransi jiwa yang memiliki tujuan yang sama dalam menjawab cepatnya perkembangan teknologi digital dan pengaruhnya pada industri.
"Sebagai negara ke-8 terbesar dalam hal penggunaan internet, Indonesia memiliki potensi yang sudah seyogyanya kita maksimalkan termasuk mampu mengatasi risiko yang terdapat di dalamnya," ungkapnya.
Mengutip data Digital in 2017: Southeast Asia, sekitar 50% dari total populasi Indonesia yang mencapai 262 juta orang adalah pengguna internet. Termasuk pengguna aktif lewat aplikasi mobile.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News